Perajin Tahu dan Tempe Sidoarjo Mogok Produksi Tiga Hari

Perajin Tahu dan Tempe Sidoarjo Mogok Produksi Tiga Hari

Sidoarjo, memorandum.co.id - Menyusul mahalnya harga kedelai hingga di atas Rp11 ribu per kilogram, membuat para perajin tahu dan tempe di Desa Sepande, Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo mogok berproduksi selama tiga hari. Mereka menuntut pemerintah untuk menurunkan harga kedelai karena bisa mengancam perajin tahu tempe gulung tikar. Dari pantauan di salah satu tempat perajin tahu di Desa Sepande, terlihat tidak ada aktivitas produksi seperti biasanya. Suasana seperti ini tidak hanya di tempat M Farid, si pemilik usaha, namun juga terjadi di hampir semua perajin tahu dan tempe di desa setempat. Tidak adanya produksi tahu maupun tempe ini memang disengaja menyusul mahalnya harga kedelai hingga melewati Rp11 ribu per kilogram. Sebagai bentuk protes mahalnya bahan baku kedelai dan solidaritas sesama perajin, mereka memilih mogok produksi selama tiga hari. "Kita mogok hingga tiga hari ke depan, sebenarnya ya eman tidak produksi tidak ada pemasukan. Tapi bahan baku mahal dan ini juga solidaritas," kata Farid, Senin (21/2). Menurut Farid, tingginya harga kedelai sangat memberatkan usaha tahu dan tempe. Bahkan apabila harga kedelai tidak segera turun, bisa mengancam perajin tahu dan tempe gulung tikar. Farid dan para perajin tahu tempe lainnya berharap pemerintah tanggap dengan tuntutan mereka. Yaitu segera mengambil langkah signifikan agar bisa menekan harga kedelai yang menjadi bahan baku utama produksi tahu dan tempe.(bwo/jok)

Sumber: