Belum Digaji, Pekerja Rusun Gunung Anyar Ancam Gembok Pintu Proyek

Belum Digaji, Pekerja  Rusun Gunung Anyar Ancam Gembok Pintu Proyek

SURABAYA - Belasan pekerja proyek pembangunan rusun Gunung Anyar belum mendapat gaji dari PT Penamas Rashata Prisma selaku rekanan/kontraktor sebagai pemenang lelang dengan penawaran Rp senilai 20.393.334.812,26. Bahkan, mandor serta personel keamanan di lapangan juga belum menerima gaji."Jika dalam seminggu ini tidak ada respons dari kontraktor atau hak saya dan rekan-rekan pekerja di sini belum terpenuhi, maka saya akan menyegel pintu depan," ujar salah seorang pekerja yang enggan namanya dikorankan, Rabu (2/10). Pantauan Memorandum di lapangan, sejak Minggu (29/9) hingga Rabu (2/10) atau selama empat hari berturut-turut, di lokasi proyek pembangunan rusun Gunung Anyar tidak ada aktivitas. Bahkan, tidak ada alat berat maupun material. Kondisi lahan masih terlihat rata dengan tanah dan tidak ada struktur bangunan berdiri selama enam bulan terhitung sejak penandatanganan kontrak pada 25 Maret dan 2 April 2019. Padahal akhir kontrak ini hanya tinggal dua bulan berjalan atau Desember. Sementara proyek itu masih jalan di tempat dan tidak sesuai harapan Pemkot Surabaya. Bahkan, tidak ada sikap tegas dari pemkot. Ada kesan pembiaran dari satuan kerja (satker)Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Surabaya. Ketika Memorandum mencoba kembali ke lokasi proyek pembangunan rusun Gunung Anyar untuk konfirmasi ke pihak kontraktor (PT Penamas Rashata Prisma), namun lagi-lagi dihentikan oleh salah seorang petugas keamanan, Iman. "Maaf pimpinan hari ini juga belum datang lagi. Kapan kepastiannya datang saya tidak tahu. Sebab sejak pagi hingga sekarang Pak Beni yang biasanya ke sini juga tidak datang,"ujar  Iman kepada Memorandum di lokasi proyek, Rabu (2/10). Kalau ingin lebih jelas mengenai kapan pekerjaan rusun Gunung Anyar dengan lima lantai (100 kamar), Iman menyarankan akan menanyakan langsung kepada konsultan pengawas  proyek, cv Azita Abadi. "Biasanya pengawas dari CV Azita Abadi yang datang ke sini Pak Azis. Tapi hari ini (kemarin, red) tidak di lokasi. Coba datang saja di kantornya, kemungkinan dia berada di sana,"jelas dia. Sementara ketika Memorandum mendatangi kantor CV Azita Abadi di Jalan Rungkut YKP Pandugo 1 PK-12, Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut, selaku konsultan pengawas proyek pembangunan rusun Gunung Anyar, untuk konfirmasi  sejauh mana kinerja pengawasan yang dilakukan CV Azita Abadi. "Maaf mas, kami tugasnya hanya sebagai pegawas saja. Tidak ada kewenangan memberikan informasi progres pembangunan kepada siapapun. Semua satu pintu, kalau ingin tahu lebih jelasnya langsung saja ke Bu Dina, selaku PPK satker DPRKPCKTR Surabaya. Dia yang berwenang memberikan informasi soal progres rusun tersebut,”pungkas dia. Tutup Akses Jalan Sementara Sekretaris RT 06 Wiguna Tengah Didit Darmawan menegaskan, dirinya bersama warga sepakat menutup akses jalan yang digunakan keluar masuk kendaraan bermuatan material menuju lokasi proyek rusun Gunung Anyar, Rabu (2/10) pukul 19.00. "Dipastikan akses jalan itu akan kami tutup dengan memasang tiang portal yang ada di situ sejak lama. Sebab, jalan paving yang digunakan kontraktor untuk akses jalan kendaraan material seenaknya tanpa seizin warga. Itu jalan hasil dari swadaya warga sekitar dan bukan punya pemkot. Kalau rusak siapa yang nanggung, apakah pemkot mau tanggung jawab memperbaiki jalan itu?" jelas dia. Didit menambahkan, warga sebenarnya masih terbuka menunggu respons dari kontraktor. Namun, sampai sekarang tidak ada bentuk iktikad  baik dari pihak kontraktor memberikan lempengan-lempengan besi dan penambahan penerangan jalan untuk akses kendaraan material di lokasi tersebut. "Bahkan, kontraktor juga berjanji akan memberikan ganti rugi terhadap sejumlah rumah warga yang mengalami kerusakan pada keramik lantai serta dinding rumah yang retak-retak terkena dampak selama pembangunan. Hingga kini, hanya sebatas janji-janji saja," tegas dia.(why/be)

Sumber: