Ditinggal Suami Entah ke Mana? (4-habis)

Ditinggal Suami Entah ke Mana? (4-habis)

Mimpi Ditemui Nenek

Dengan suara hampir tidak terdengar, Solekan mengaku habis mimpi bertemu nenek. Dalam mimpi itu digambarkan sang nenek melotot tajam. “Abah sih melanggar pantangannya.” “Pantangan apa? Aku tidak pernah berbohong. Aku tidak minta-minta. Aku tidak zina.” “Tapi Abah memberi pasien ahli maksiat amalan dan benda-benda yang seolah keramat.” “Tapi aku kan tidak ikut maksiat, Ulfa?” “Jadi Abah tidak merasa bersalah? Ya sudah.” Mungkin sudah telanjur merasa enak menjalankan praktik-praktik paranormal, dukun, Solekan tidak segera meninggalkan pekerjaan tersebut. Hasil ndukun memang besar. Sekali berhasil bisa mendapatkan sebuah mobil. Ini dia dapatkan dari anggota dewan misalnya. Hasil besar lain dari pemandu karaoke, Melati. Solekan mendapat handphope (HP) apel krowak seri terbaru. Itu satu contoh saja, belum benda-benda lain. “Abah tampaknya juga mendapatkan yang lain dari perempuan itu,” kata Ulfa penuh isyarat dan sesal. Intinya Ulfa khawatir: bila terus-menerus melanggar, kepandaian Solekan bisa hilang. Dicabut Yang Mahakuasa atau diminta kembali oleh nenek Solekan yang mewariskan kepandaian itu. Tidak lama kemudian kekhawatiran itu terbukti. Menjadi kenyataan. Tanpa ada sebab, satu per satu pasien Solekan menghindar. Tidak ada lagi yang datang. Rumah berubah sepi. Ibu Solekan meninggal mendadak. Kata dokter, kena serangan jantung. Cukup lama Solekan menganggur. Walau sudah balik ke Surabaya dan berusaha pontang-panting mencari pekerjaan, tidak ada satu pun yang membawakan hasil. Semua zong! Akhirnya benar-benar tidak ada kegiatan sama sekali yang bisa dilakukan Solekan. Rupanya dia menyesal. Bolak-balik ke makam nenek untuk minta maaf, tapi tidak ada hasilnya. Tidak ada tamu yang datang ke rumah. “Aku menyarankan Abah bertobat kepada Yang Mahakuasa. Bukan kepada nenek. Awalnya saranku nggak dipakai. Ya sudah. Tapi, lama-lama mungkin dia berpikir: apa salahnya dicoba.” Solekan akhirnya mengaku sudah tobat dan ingin usahanya kembali lancar. Tapi, dua-tiga bulan berjalan, tidak ada perubahan. Solekan semakin putus asa dan pamit akan menjadi TKI di Arab Saudi. Ulfa tidak mengizinkan, tapi Solekan ngotot. Sama sekali tidak mau mendengar alasan Ulfa mengapa melarangnya pergi ke Arab Saudi. “Saya lantas ancam Abah. Kalau dia ngotot berangkat, lebih baik ceraikan saya,” kata Ulfa. Meski dilarang dengan cara apa pun, Solekan tetap pada pendiriannya: pergi jadi TKI ke Arab Saudi. Ulfa pun hanya bisa pasrah. Dua tahun kepergian Solekan, pria itu sama sekali tidak pernah menghubungi. Ulfa yang berusaha menghubungi juga tidak pernah berhasil. HP-nya tidak aktif. “Akhirnya saya putus asa. Mengajukan gugatan cerai walau orangnya tidak tahu sekarang ini ada di mana. Benarkah menjadi TKI? Atau entah ke mana?” katanya. Lirih. Putus asa. (jos, habis)    

Sumber: