Kontraktor Ingkari Kesepakatan, Warga Wiguna Tengah Tutup Jalan ke Rusun Gunung Anyar

Kontraktor Ingkari Kesepakatan, Warga Wiguna Tengah Tutup Jalan ke Rusun Gunung Anyar

SURABAYA - Warga Wiguna Tengah segera menutup akses jalan yang dimanfaatkan kontraktor PT Penamas Rashata Prisma untuk keluar masuk kendaraan material menuju lokasi pembangunan rusun Gunung Anyar. Aksi ini sebagai puncak kejengkelan warga atas sikap kontraktor yang mengabaikan permintaan warga yang sudah disepakati sejak enam bulan lalu. Pengurus RW 03 Wiguna Tengah Khusnul menjelaskan, awal Mei lali, warga dan kontraktor telah bertemu. Dalam pertemuan tersebut disepakati, bahwa akses jalan yang dilewati truk pengangkut material dengan kapasitas delapan ton, di atasnya harus dilapisi lempengan besi. Selain itu, harus ada penambahan penerangan di akses jalan tersebut. "Tapi kenyataannya hingga sekarang tidak sesuai dengan kesepakatan.Di lokasi tidak ada lempengan besi di atas jalan maupun penambahan penerangan jalan. Melihat pihak kontraktor mengingkari kesepakatan, warga pun jadi kesal. Makanya, akses jalan akan kita tutup sampai kontraktir memenuhi permintaan warga,"tandas Khusnul didampingi Didit Darmawan, Sekretaris RT 06, kepada Memorandum, Selasa (1/10). Menanggapi komentar pemkot Surabaya, terkait progres pembangunan rusun Gunung Anyar terhambat karena mendapat penolakan dari warga, Khusnul menegaskan, jika tuduhan itu tidak benar. "Saya tegaskan, justru pihak kontraktor mengabaikan kesepakatan warga hingga saat ini. Sejak awal kontraktor tidak mempunyai iktikad  baik terhadap warga terdampak di permukiman Wiguna Tengah," tegas Khusnul. Lebih jauh, Khusnul menjelaskan, selain rencana menutup akses jalan tersebut, warga juga melaporkan kepada kontraktor soal keresahan warga dampak bunyi dan getaran selama pelaksanaan tahap pemancangan bulan lalu. Sebab, sejumlah rumah di Wiguna Tengah mengalami kerusakan. "Saat ini ada sekitar lima rumah warga RT 06 mengalami kerusakan yang ditimbulkan atas pembangunan rusun yang sudah saya ajukan. Kerusakannya lebih dominan pada keramik lantai dan dinding. Saya minta secepatnya harus ada kejelasan ganti rugi dari kontraktor tersebut," terang dia. Sementara itu, ketika Memorandum mendatangi ke dua kalinya lokasi pembangunan rusun Gunung Anyar menanyakan sejauh mana respons kontraktor  terhadap sejumlah rumah warga di Jalan Wiguna Tengah rusak akibat dampak pembangunan rusun, namun lag-lagi dihadang petugas keamanan PT  Penamas Rashata Prisma bernama Budi. "Maaf mas di dalam area proyek tidak ada pimpinan. Sejak pagi hingga siang hari ini (kemarin, red), pimpinan tidak ada di tempat. Lain waktu saja i datang ke sini lagi,"ucap Budi. Lurah Gunung Anyar Tambak Mudita saat dikonfirmasi perihal keresahan warga Wiguna Tengah atas dampak pembangunan rusun Gunung Anyar. "Maaf mas, pak Lurah saat ini di luar kantor. Ada rapat di Pemkot Surabaya. Namun, persoalan rusun Gunung Anyar itu masuk di Kelurahan Gunung Anyar. Lebih jelasnya di sana bukan di sini," kata Somad Kasi Tantib Kelurahan Gunung Anyar Tambak. Sekretaris Camat Gunung Anyar Ali Rusbianto mengatakan, untuk memantau progres pembangunan rusun Gunung Anyar selama ini bukan kewenangan kecamatan Gunung Anyar, melainkan langsung di bawah kendali Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Surabaya. Sedangkan mengenai keluhan warga RT 06 Wiguna Tengah, Ali mengaku, minggu lalu memang sudah ada penanganan dari pihak kontraktor bersama pengurus RT, RW, kelurahan, kecamatan turun ke lapangan untuk melakukan survei kondisi kerusakan rumah warga dampak pembangunan rusun Gunung Anyar. “Setelah disurvei kontraktor berjanji akan memperbaiki sejumlah rumah warga yang rusak  yang lokasinya berdekatan dengan lokasi proyek pembangunan rusun Gunung Anyar. Namun, kapan ganti rugi perbaikan rumahnya kami belum tahu? Tapi akan segera kami koordinasikan kapan perbaikan rumah warga untuk segera direalisasikan,” pungkas dia.(why/be)

Sumber: