Ditinggal Suami Entah ke Mana? (1)
Hanya Menjual Air Mineral
Keluarga Ulfa (samaran) cukup terpandang. Suaminya, sebut saja Solekan (40), dikenal sebagai penyembuh alternatif. Solekan tidak mau disebut paranormal, apalagi dukun. Dia lebih senang disebut tukang pijat. Solekan juga dipercaya pandai membaca nasib seseorang. “Abah (panggilan Ulfa kepada Solekan, red) orangnya pendiam,” kata Ulfa di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Setiap hari rumah mereka di kawasan Kenjeran selalu ramai. Ada saja yang datang minta tolong. Baik penderita penyakit medis maupun nonmedis. Para tamu itu hanya diraba-raba tubuhnya, didiagnosis penyakitnya, lalu ditawari air mineral botolan 1,8 liter. Solekan tidak menarif jasanya, hanya menjual air mineral tadi Rp 25 ribu per botol. Sebelum menyerahkan air botol tadi, Solekan membuka tutupnya dan meniupkan doa. Tangannya digerakkan seperti mengumpulkan tenaga dalam dan mendorongnya masuk ke dalam botol. “Begitulah cara kerja Abah,” kata Ulfa. Kalimat ini diucapkan saat menjawab pertanyaan Memorandum mengapa dia berada di PA dan dst, dll, dsb. “Sudah lama Abah punya kepandaian seperti itu?” tanya Memorandum. “Ngakunya sih sejak kecil. Warisan neneknya yang lahir dan lama tinggal di lereng Penanggungan, Mojokerto.” Ulfa menjelaskan bahwa dia mengenal Solekan saat kos dan bekerja di pabrik sepatu Mojokerto. Solekan juga bekerja di tempat yang sama sebagai kepala gudang. “Di tempat kerja kami, Abah sering menawarkan diri membantu teman yang mengeluh sakit. Dia mengaku punya tenaga dalam yang bisa mengobati sakit yang diderita teman-teman,” kata Ulfa. Ulfa sendiri termasuk satu di antara puluhan teman yang merasakan keajaiban tangan Solekan. Dia mengeluh sering sakit kepala. “Kepalaku hanya diusap-usap. Lalu dia menarik napas panjang dan meniupkan udaranya di ubun-ubun. Memang ajaib, saya yang hampir setiap hari perasa pusing, sejak itu tidak pernah kambuh.” Yang minta tolong kepada Solekan semakin hari semakin banyak. Karena tidak bisa melayani mereka di tempat kerja, Solekan memberi kesempatan teman-teman yang mengeluh sakit untuk datang ke tempat kosnya di sekitar pabrik. Solekan tidak pernah meminta imbalan. Walau begitu, dia menerima berapa pun tanda terima kasih yang diberikan kepadanya. “Aku yang sekos-kosan dengan Abah sering membantu. Ya menyediakan air mineral botolan. Ya menuntun tamu yang tidak bisa jalan dan lan-lain. Akhirnya tir podo irenge, sir podo senenge. Kami pun menikah.” Itu terjadi sekitar 15 tahun silam. Ternyata yang datang minta tolong semakin banyak. Tidak hanya teman kerja, melainkan juga tetangga dan orang-oran jauh. Sampai antre. Banyak juga yang datang tapi tidak untuk kesembuhan dirinya sendiri, melainkan untuk saudara atau keluarga di rumah. Mereka membawa sebotol besar air dan minta agar air tersebut didoai serta disaluri tenaga dalam. Pengakuan para tamu, cara seperti ini ternyata sama ampuhnya dengan bila yang sakit datang sendiri. Memang tidak bisa sekali datang langsung sembuh, kadang membutuhkan beberapa kali kedatangan. (jos, bersambung)Sumber: