Sedot APBD Jatim Rp 107 Miliar, Maksimalkan Potensi Dermaga Gerak Pelabuhan Jangkar

Sedot APBD Jatim Rp 107 Miliar, Maksimalkan Potensi Dermaga Gerak Pelabuhan Jangkar

Surabaya, memorandum.co.id - Tingginya biaya pembangunan Pelabuhan Jangkar Situbondo yang mencapai Rp 107 miliar menjadi perhatian Komisi D DPRD Jatim. Apalagi setelah diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa akhir 2021. Ketua Komisi D DPRD Jatim dr Agung Mulyono menyampaikan, anggaran tidak sedikit dari gubernur untuk kebutuhan pembangunan pelabuhan. "APBD Jatim meng-cover Rp 107 miliar. Mudah-mudahan ini akan menaikkan great Pelabuhan Jangkar Situbondo,” kata Agung saat sidak di Dermaga Gerak (movable bridge/MB II) Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jumat (7/1/2022). Agung menegaskan, DPRD Jatim menyambut positif pembukaan jalur long distance ferry (LDF) atau pelayaran jarak jauh dari pelabuhan Jangkar ke NTB dan NTT. "Diharapkan, pembukaan rute baru itu bisa mengangkat perekonomian di Kabupaten Situbondo dan sekitarnya,” kata Agung. Dermaga Gerak (movable bridge/ MB II) di Pelabuhan Jangkar Situbondo, merupakan jembatan yang dapat bergerak mengikuti pasang surut air laut. Sehingga kendaraan dapat berpindah tempat dari kapal ke dermaga dan sebaliknya. Lokasi strategis dan aman terhadap gelombang berkedalaman hingga 20 meter dan tingkat sedimentasi yang rendah. Politisi Partai Demokrat yang juga anggota DPRD dari Dapil Situbondo-Bondowoso-Banyuwangi itu berjanji mengawal penuh agar program pembukaan rute baru dan pembangunan jalur pelayaran rakyat. “Nanti Jatim akan tersambung dengan NTT dan NTB. Kami di komisi D mendukung dan mendorong untuk realisasi,” tambahnya. Sidak juga diikuti Wakil Ketua komisi D DPRD Jatim Mohammad Ashari, anggota DPRD Jatim Martin Hamonangan dan Satib. Sementara itu, Kabid Perhubungan Laut Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim Luhur mengatakan, pembukaan LDF ke NTT dan NTB akan berdampak bagus bagi perekonomian masyarakat Jatim. Pasalnya, pengiriman logistik yang dibutuhkan NTT dan NTB bisa dipangkas waktunya dan akan lebih menguntungkan. Selain itu, potensi pengiriman produk dari Situbondo dan sekitarnya juga akan lebih mudah, karena tidak akan melewati jalur Ketapang dan Bali. “Sehingga nanti kebutuhan masyarakat di NTT dan NTB bisa dipenuhi. Suplai kebutuhan logistik akan terpenuhi dan tidak perlu lewat Ketapang dan Bali,” jelasnya. Pelabuhan Jangkar sebelumnya juga melayani rute penyeberangan dari Situbondo ke kepulauan yang ada Kabupaten Sumenep. Di antaranya adalah Kangean, Massalembu, dan Sapudi. (day/fer)

Sumber: