Cinta di Persimpangan (3)

Cinta di Persimpangan (3)

Paket Misterius Berisi Foto

Foto-foto kebersamaan Lutfi dengan perempuan dan anak-anak tadi disimpan dan hendak ditunjukkan ketika suami pulang, akhir bulan nanti. Chacha mengakui hatinya mulai goyah. Dia mulai sedikit memercayai kebenaran cerita soal suaminya selingkuh. Foto-foto tadi diakui menjadi kunci yang membuka kegelisahannya. Tapi tidak seperti yang Chacha duga, Lutfi tetap menanggapi bukti nyata foto-foto itu dengan senyuman. Lutfi bahkan berkilah dengan menuduh balik si pengirim foto adalah pesaing bisnisnya yang ingin menjatuhkan. Lutfi bahkan bercerita bahwa bosnya adalah salah satu tokoh yang berada di balik kesuksesan proyek nasional dan kini diberi tanggung jawab lebih besar lagi. Nah, pengiriman foto-foto tadi, yang diakui Lutfi objeknya sangat amat memang mirip dengannya, diyakini sebagai upaya penghancuran nama baik Lutfi dan bosnya. Chacha terpana. Dia bangga mendengar penjelasan tersebut. Chacha memandang suaminya turut berkiprah menyukseskan pembangunan proyek berskala nasional. Dan, dia tidak ingin itu berhenti di tengah jalan karena kebodohannya. Untuk sementara Chacha terhibur dengan kesimpulannya sendiri: tidak mungkin orang berwawasan kebangsaan seperti Lutfi mengkhianati orang yang dia cintai. Namun, di sisi lain perempuan berpenampilan luwes ini terjebak dalam pusaran kebingungan. Chacha bertambah galau ketika menerima lagi paket berisi biografi Lutfi. Isinya mengisahkan perjalanan pria tersebut sejak masa anak-anak hingga kini. Sebagian cerita sama persis dengan yang ditulis di awal kisah ini. Yang belum terungkap adalah fakta bahwa Lutfi resign dari perusahaan travel dan move on ke perusahaan perkebunan-tambang karena jasa seorang perempuan cantik bernama, sebut saja Winta. Winta adalah pemilik saham mayoritas perusahaan tersebut. Dia dikenal sebagai perawan tua yang antipati terhadap lelaki sejak ditinggalkan pacarnya tewas dalam kecelakaan pada Desember 1997 lalu. Pesawat yang ditumpanginya, Silk Air MI185, jatuh. Winta patah hati. Dia mengalihkan energi positifnya dengan terjun ke dunia bisnis. Dia bergandengan dengan teman-teman kuliahnya membuka perkebunan sawit di Sumatera dan mengelolanya dengan sungguh-sungguh. Profesional. Kegesitan dan kecerdasan Winta mengalahkan teman-temannya sehingga dia dipercaya penuh mengelola perusahaan tersebut. Keuletannya bahkan membuka peluang bagi Winta untuk mengembangkan sayap ke bidang pertambangan. Nah, suatu saat Winta dipaksa teman-temannya beristirahat sejenak dan bergabung dengan para karyawan mengikuti perjalanan wisata ke Eropa. Saat itulah Winta bertemu Lutfi, guide travel yang dipercaya perusahaan Winta untuk mewisatakan karyawan-karyawan dia. Pada pandangan pertama itulah Winta spontan jatuh hati. Bukan tanpa alasan. Sebab, 99,99 persen fisik dan gerak-gerik Lutfi adalah pantulan almarhum tunangan Winta. Cuma, Lutfi jauh lebih muda apabila dibandingkan almarhum jika masih hidup. (jos, bersambung)          

Sumber: