Perkuat MBKM, Untag Diskusi Bersama Koordinator Duta Kampus Merdeka Kemendikbudristek
Surabaya, memorandum.co.id - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menggelar forum group discussion (FGD) bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia. Mengusung topik Analisis Kesiapan dan Dampak Program MBKM Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) terhadap Kinerja Untag Surabaya. Kegiatan FGD diikuti langsung oleh 7 dekan bersama wakil dekan dan para kepala prodi S1 Untag Surabaya. FGD tersebut merupakan salah satu bentuk konsistensi Untag Surabaya menerapkan program Kemendikbudristek yakni, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini dibentuk untuk mempersiapkan karir yang komperehensif dengan mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat di masa depan. “Selain berbangga terhadap Untag Surabaya yang sudah berjuang di bidang akademis dan akreditasi sudah A, sudah menerima hibah Dikti, Program Kompetisi Kampus Merdeka, hibah penelitian, pengabdian dan lain-lain, lantas kita jangan berpuas diri untuk bisa menjadikan Untag Surabaya lebih unggul,” papar Rektor Untag Surabaya Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA, Minggu (26/12/2021). Sementara itu, Yanuar Dwi Prastyo SPdI MA PhD, Koordinator Duta Kampus Merdeka Kemendikbudristek, hadir dalam FGD memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai implementasi MBKM di perguruan tinggi. Menurutnya, implementasi di lapangan tak langsung berjalan mulus sesuai dengan rencana. Mengawalinya, Yanuar menjelaskan 3 pokok penting. Yang pertama, esensi dari pemahaman merdeka belajar kampus merdeka di perguruan tinggi harus seragam. Kedua, bagaimana strategi implementasi untuk mempersiapkan tantangan yang terjadi di lapangan. Ketiga adalah sistem penjaminan mutu, bagaimana mahasiswa yang keluar dari prodinya bisa itu memiliki kompetensi yang lebih tinggi dari kompetensi di program studinya. “Jadi, bagaimana kita memastikan kegiatan MBKM ini berjalan dan kompetensi mahasiswa sesuai dengan mutu yang kita harapkan,” ujar Yanuar yang juga sebagai dosen di Univeristas Bandar Lampung ini. Selanjutnya, agar program MBKM berjalan dengan baik, menurut Yanuar perlu sinergi antara universitas dengan mitra untuk menetapkan capaian dari setiap mata kuliah yang bisa dikonversi. Untag Surabaya sendiri telah menjalin kerja sama baik bersama luar negeri maupun dalam negeri. FGD ini juga mengundang perwakilan perusahaan untuk berdiskusi mengenai Program MBKM Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Di antara perusahaan yang turut mengisi yakni, Manajer Human Capital Management PT PAL Surabaya I Dewa Gede Adi Surya Yuda, Direktur Wana Indo Raya Ratna Hartayu, dan Direktur PT Sarana Karya Solusindo Reza Kurniawan. Masih banyak yang beranggapan bahwa program MBKM ini harus linier dengan program studinya. Padahal kebijakan merdeka belajar kampus merdeka yang diberikan Mendikbud tujuan awalnya adalah mengeluarkan mahasiswa dari prodinya sebagai bentuk memberikan kebebasan mahasiswa untuk belajar di luar program studinya. "Untuk pengaplikasian merdeka belajar tidak boleh satu bulan namun harus 1 semester atau 20 SKS, supaya perusahaan mendapatkan manfaat dari penempatan mahasiswa yang sedang magang di sana,” jelas Yanuar. Yanuar juga berharap agar hasil dari diskusi tersebut dapat diteruskan kepada para dosen lainnya. Semoga nanti bisa ada diskusi lebih lanjut di tingkat perguruan tinggi maupun dekanat. "Supaya pemahaman yang bapak ibu dapatkan dalam FGD bisa diterima oleh stakeholder, dan semoga segera merencanakan strategi implementasi 2022, serta memastikan bahwa implementasi di 2022 kualitas mutunya jauh lebih baik daripada di tahun 2021,” tuntasnya. (mg3)
Sumber: