Dibangun Rp 1,1 Miliar, Kini Jembatan Bambu Mangrove Wonorejo Hancur

Dibangun Rp 1,1 Miliar, Kini Jembatan Bambu Mangrove Wonorejo Hancur

Surabaya, memorandum.co.id - Pimpinan DPRD Surabaya merasa prihatin dengan kondisi jembatan bambu yang terletak di kawasan Ekowisata Mangrove, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Kini, kondisi jembatan gantung setinggi 12 meter itu amburadul. Dibiarkan rusak dan mangkrak. Padahal jembatan tersebut hendak disulap sebagai destinasi wisata baru dan digadang-gadang sebagai jujugan selfie di pesisir timur Surabaya. Wakil Ketua DPRD Surabaya A Hermas Thony menuturkan, jembatan bambu tersebut mulai dibangun Pemkot Surabaya pada tahun 2018, dianggarkan Rp1,161 miliar, dengan panjang sekitar 600 meter dan tinggi sekitar 12 meter. “Sayang kalau ini (jembatan bambu) dulunya sudah menjadi kembang lambe atau dibicarakan banyak orang, lalu banyak didatangi hingga dikagumi, namun kemudian sekarang mangkrak. Ini tambah menjadi olok-olokan. Seolah-olah Pak Wali Kota dikira tidak bisa melestarikan kebaikan yang sudah dilakukan oleh wali kota sebelumnya,” ungkap dia sembari menatap miris jembatan bambu tersebut, Minggu (14/11/2021). Menurutnya, monumentasi jembatan yang dibuat sewaktu kepemimpinan Wali Kota Tri Rismaharini itu, memiliki kesan artistik dan mempunyai daya tarik yang luar biasa. “Kami berharap, Pak Wali Kota Eri Cahyadi ini bisa nguri-uri apa yang digagas oleh Bu Risma. Supaya nanti itu bisa menjadi ikon baru yang bisa dipertahankan,” tegasnya. Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, momen di akhir tahun ini merupakan momen yang tepat. Mengingat Pemerintah Kota Surabaya dan DPRD Kota Surabaya sudah menetapkan APBD sebesar Rp 10,3 Triliun, dimungkinkan untuk mendorong ekonomi masyarakat. “Untuk momen tahun ini, ini momen yang cukup tepat, karena pandemi sudah di level 1. Dan kami sudah punya keberanian atau nyali dalam menetapkan APBD 10,3 triliun. Kalau itu tidak diikuti dengan upaya-upaya mendorong ekonomi masyarakat bisa bangkit, maka jelas, pemkot tidak akan mencapai itu,” ucapnya. Sekretaris DPC Partai Gerindra ini lantas melayangkan harapan, supaya ada revitalisasi di kawasan Ekowisata Mangrove. “Supaya itu (jembatan bambu) bisa dipakai, maka perlu ada revitalisasi kawasan Mangrove beserta infrastrukturnya. Termasuk memikirkan loncatan pembangunan Kota Surabaya. Dan itu bisa dilakukan di mangrove ini,” tuntasnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mengatakan bahwa jembatan bambu tersebut ada kesalahan dari pihak kontraktor. Dan pada pertengahan  2019, pemkot sudah memberikan tindakan tegas kepada kontraktor tersebut. “Itu dari pemerintah kota ada kesalahan dari kontraktornya. Kontraktornya pun sudah di-blacklist dan tidak dibayar dari apa yang mereka kerjakan, karena speknya tidak memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya tidak dirugikan pada saat itu,” jelasnya. Kata Cak Ji, sapaan hangatnya, belum ada rencana pembongkaran jembatan yang sudah mangkrak lebih dari dua tahun tersebut. “Oleh karena itu, kalau ada upaya membongkar kembali, memang belum ada (rencana). Kalau nanti ada pembangunan baru lagi, mungkin akan dibangun bukan dari bambu lagi, mungkin dari beton atau komposit, antara beton dan baja, supaya lebih kuat dan aman,” terangnya. Menurutnya, pembangunan jembatan yang akan datang, akan ditinjau kembali spesifikasi dan akan ada ornamen bambu atau kayu. “Kalau pembungkusnya ada ornamen bambu atau kayu, itu sebagai ornamen bukan sebagai struktur. InsyaAllah akan kita tinjau kembali. Memang yang kalau dulu itu sebagai ornamen, bukan sebagai konstruksi,” pungkasnya. (mg3)

Sumber: