Lia Isthifhama: Kesan Merakyat harus Dipertahankan

Lia Isthifhama: Kesan Merakyat harus Dipertahankan

TAK terasa, salah satu media legendaris yang terlahir di Kota Surabaya yaitu, Memorandum, saat ini berusia 52 tahun. Mengambil tema ‘Sigap dan Profesional’, koran berbasis hukum dan kriminal terbesar di Jawa Timur ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Tak terkecuali, tokoh agama sekaligus aktivis perempuan Dr Lia Istifhama MEI. Ning Lia, sapaan karib Dr Lia Istifhama ditemui Memorandum selepas mengisi acara bersama Kemenag Jatim di Jombang (3/11), menyampaikan bahwa, makna tema yang diusung Memorandum tahun yakni, Sigap dan Profesional memiliki makna yang sangat penting di dalam dunia jurnalis. "Sigap merupakan penggabungan siaga dan tanggap. Dengan begitu, Memorandum selalu siaga mendapatkan berita yang kekinian dan up to date. Selain itu, juga tanggap memberikan ruang bagi masyarakat untuk menanggapi segala hal yang sedang terjadi di masyarakat," papar perempuan yang juga Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim itu. Menurutnya, secara sederhana, Memorandum menjadi perantara masyarakat dengan realitas yang sedang terjadi. Agar masyarakat tetap peduli dengan segala situasi yang sedang terjadi dan memberikan respons atau solusi. “Sedangkan kata profesional yang diambil, bisa dipahami sebagai singkatan dari sebuah pengejawantahan integritas atas dukungan atau 'pro kepada framing positif pemberitaan nasional. Dalam hal ini, Memorandum hadir di tengah masyarakat untuk mengangkat berita yang positif. Bukan sebaliknya, membuat berita yang kontroversi bahkan provokasi yang hanya untuk mendapatkan popularitas," tuturnya. Saat disinggung peran Memorandum terhadap ketahanan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19, Ning Lia menjelaskan bahwa pemberitaan yang selama ini dibangun oleh Memorandum menunjukkan stimulus terwujudnya resiliensi. “Memorandum selama ini banyak mengambil tema yang sangat edukatif untuk masyarakat. Yang terbaru, di antaranya adalah bahaya pinjol (pinjaman online). Hal ini menjadi bentuk nyata Memorandum yang selalu hadir untuk memberikan pengetahuan untuk dijadikan pertimbangan masyarakat sebelum tergoda dengan pinjol," cetusnya. Di akhir, Doktoral Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menjelaskan bahwa, Memorandum merupakan media massa yang sangat berkarakter. Secara gamblang, karakter tersebut adalah karakter merakyat. “Sedari saya kecil hingga saat ini, Memorandum tetap menjadi pilihan prioritas bagi banyak kalangan, terutama masyarakat yang hobi nongkrong di warung kopi. Justru inilah kelebihan dan keistimewaan Memorandum. Karena dengan kesan merakyat, maka Memorandum selalu dapat bertahan,” pungkasnya. (mg3/ono)

Sumber: