Susu Dibalas Air Tuba (1)

Susu Dibalas Air Tuba (1)

Bertemu Teman SMP di TP

Lisa (bukan nama sebenarnya) bersyukur. Rumah tangganya selalu tentrem ayem. Tidak pernah ada gejolak. Sekecil apa pun. Lisa hidup bersama suami yang pengusaha dan dua anak beranjak remaja. Sabtu adalah hari istimewa. Ada saja acara yang mereka agendakan. Mulai sekadar jalan-jalan di taman kota hingga menginap di lokal-lokal wisata favorit. Suatu ketika mereka makan malam di restoran langganan di Tunjungan Plaza. Lisa disapa seorang perempuan. Lisa sempat lupa, tapi ketika diingatkan segera teringat ternyata ia teman sekolah waktu SMP. Segera Lisa memperkenalkan wanita tersebut, sebut saja Tiara, kepada suami dan anak-anaknya. Mereka langsung akrab. Tiara yang sendiri bahkan bersedia gabung semeja. Menurut Lisa, dia dan Tiara sudah lama pisah. Sejak lulus SMP. Lisa melanjutkan pendidikan di Udayana Bali dan menikah begitu lulus kuliah. Sementara itu, Tiara langsung kerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah perusahaan. Tiara yang cantik dan prigel mampu menyedot perhatian pemilik perusahaan. Tidak lama bahkan dinikahi. Sejak itu Lisa rajin berkomunikas dengan teman lamanya itu. Tiara tidak jarang diundang ke rumah untuk makan malam atau sekadar minum the bersama. “Tiara janda. Dia dicerai suaminya dari kalangan priyayi kolot karena dituding mandul,” kata pengacara yang dipercaya menangani kasus perceraian Lisa, sebut saja Ikin, di kantornya, sekitar Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya. Kehidupan Tiara sempat tidak terkendali. Dia terpaksa harus berpindah-pindah kos dan kontrakan. Tiara belum menemukan pekerjaan sejak diceraikan lelaki yang kabarnya sudah menikah lagi dan memiliki anak itu. Kehidupan Tiara disokong adik lelakinya. Padahal, adik Tiara sendiri juga tidak memiliki bekerjaan yang begitu mapan. “Bu Lisa bahkan sampai membantu Tiara membayar uang kontrakan yang telat beberapa bulan,” tambahnya. Kondisi Tiara yang demikian lantas diceritakan Lisa kepada suaminya, sebut saja Geletar. Dia berharap Geletar mengizinkan Tiara ditampung sementara di rumah mereka di kawasan Rungkut, bahkan diterima sebagai tenaga admin di perusahaan yang dikelola keluarga. Gayung bersambut. Geletar setuju. Maka, Tiara yang memiliki tubuh berisi, padat, dan mantap itu tinggal di rumah Lisa. Perlakuan kepada Tiara pun bisa dibilang cukup istimewa. Kamarnya ber-AC dan dilengkapi bathup, sama seperti kamar Geletar-Lisa. Kamar itu biasanya disediakan untuk tamu. Tiap hari Tiara selalu diajak makan bersama. Kumpul bareng Geletar, Lisa, kedua anak mereka, serta bapak-ibu Geletar. “Hingga enam bulan berlalu, Bu Lisa sama sekali tidak punya pikiran macam-macam terhadap Tiara,” kata Ikin. Yang merasa khawatir dan waswas justru mertuanya. Mereka yang mengingatkan agar Lisa tidak terlalu longgar bersikap terhadap Tiara. Harus ada etika-etika yang dijaga. Antara lain tidak membiarkan Tiara terlalu akrab dengan suaminya. (jos, bersambung)  

Sumber: