Guru Madin Sambat Insentif Terganjal

Guru Madin Sambat Insentif Terganjal

Surabaya, Memorandum.co.id - Guru-guru madrasah diniyah (Madin) mengeluh tersendatnya insentif. Mereka mengadukan ke Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad saat di Darul Ulum, Dusun Banyuputih, Desa Cukurguling, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Anwar Sadad mengatakan, sepanjang tahun 2020 dan 2021 beban keuangan Pemprov Jatim memang berat.Terutama pada masa puncak pandemi covid-19. Sadad menegaskan, di samping terjadi penurunan target penerimaan, baik PAD maupun dana transfer, belanja penanganan covid 19 terbilang tidak sedikit. Hal itulah, diduga penyebabkan dana insentif madin yang biasanya disebut Bosda Madin terjun bebas. "APBD 2021 hanya mengalokasikan Rp 30 miliar untuk insentif madin," terang Anwar Sadad. Dana sebesar itu, lanjut Ketua DPW Partai Gerindra ini, hanya cukup untuk 1 bulan saja. Karena kengototan DPRD Jatim, akhirnya disetujui penambahan anggaran untuk madin menjadi sebesar Rp 167 miliar. "Untuk kesejahteraan guru swasta, kami kawal betul," katanya. Sementara itu, Ustad Salim, Kepala Madin Darul Ulum mengaku baru mengalaminya pada periode ini. "Sebelumnya kami guru madin tidak mengalami seperti ini," kata Salim yang diamini oleh guru madin lainnya di hadapan Anwar Sadad. Sadad terpilih untuk keempat kalinya dalam Pemilu 2019 mewakili daerah pemilihan Jatim III meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan serta Kabupaten dan Kota Probolinggo. (day)

Sumber: