Peringati Hari Santri, Napi Wanita Bersalawat dari Balik Jeruji

Peringati Hari Santri, Napi Wanita Bersalawat dari Balik Jeruji

Surabaya, memorandum.co.id - Peringatan Hari Santri Nasional 2021 yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober, tak dilewatkan begitu saja oleh ribuan warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana (napi) yang menghuni di 39 lapas/rutan di Jawa Timur. Melalui program ‘Masuk Napi, di Dalam Santri, Pulang Jadi Guru Ngaji,’ para ‘napi santri’ menggelar berbagai kegiatan keagamaan. Mulai dari istighosah, tadarus, lomba tilawah hingga festival hadrah meramaikan suasana di lapas maupun rutan yang mereka huni. Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono mengatakan, bahwa jajarannya tak ingin ketinggalan dalam menyemarakkan Hari Santri Nasional 2021. Setiap tahun kemenkumham tak ingin melewatkan peringatan hari santri tersebut. “Dari sekitar 27 ribu warga binaan, sekitar 70% berlabel santri,” tegas mantan Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jatim ini, Jumat (22/10). Menurutnya, kegiatan istighosah digelar sebagai doa bersama agar para santri agar diberikan kesehatan dan ketenangan jiwa. Sebab, pandemi membuat banyak warga binaan lebih stres karena belum ada pelayanan kunjungan. Sehingga, pihak lapas/ rutan harus memastikan kondisi fisik dan psikis napi dalam keadaan baik. “Kami harap dengan istighosah, bisa membuat para warga binaan lebih tabah dan ikhlas menjalani hukumannya,” urai Krismono. Selain itu, kegiatan tadarus yang dilakukan merupakan kegiatan rutin setiap hari. Namun, karena momen hari santri ini, pelaksanaannya digencarkan. Sedangkan lomba tilawah digelar untuk mengasah semangat juang warga binaan. “Mereka mengaplikasikan apa yang selama ini dipelajari di pondok pesantren lapas,” terang Krismono. Terakhir, festival hadrah dilakukan untuk memeriahkan puncak peringatan Hari Santri Nasional, kemarin. Para pemukul hadrah lagi-lagi adalah para ‘santri napi’ yang selama ini mendapatkan kurikulum yang sama layaknya santri di pondok pesantren umum. Gelaran festival ini ditutup dengan tausiah oleh ulama. “Kami berharap, santri kami di balik jeruji bisa dapat perlakuan yang sama dari masyarakat saat bebas nanti,” harap Krismono. (mik/gus)

Sumber: