Dokter Diajak Berperan Turunkan Angka Stunting
LAMONGAN - Satgas yang dibentuk Bupati Fadeli untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Lamongan cukup berhasil. Dari angka 23 persen di 2017, turun menjadi 9,5 persen di Februari 2019.
Namun Fadeli merasa masih perlu ada upaya lebih, agar target zero stunting di Lamongan bisa tercapai. Itu disampaikannya saat seminar ilmiah stunting oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Lamongan di Pendopo Lokatantra, Sabtu (31/8).
“Terima kasih kepada semua pihak yang telah berupaya keras. Ini memang tidak bisa dilakukan sendiri. Tapi juga hingga kader posyandu. Tidak bisa hanya rumah sakit pemerintah, tapi juga swasta,” ujarnya.
Dia juga memberi apresiasi kepada IDI Cabang Lamongan yang sudah berinisiatif untuk ikut berperan dalam program menurunkan angka stunting di Lamongan. Di tempat yang sama, sebelumnya dilakukan penandatanganan komitmen Bersama, anatara IDI cabang Lamongan dengan Dinas Kesehatan Lamongan dalam rangka mendukung program kesehatan.
Salah satu komitmen itu seperti disampaikan Ketua IDI cabang Lamongan Denny Viyanto adalah untuk bersama-sama mempercepat penurunan angka stunting serta mengendalikan angka kematian ibu dna angka kematian bayi.
Komitmen IDI cabang Lamongan tersebut sejalan dengan yang disampaikan salah satu pemateri seminar, Rachmat Sentika. Dokter spesialis anak yang saat ini tercatat sebagai Satgas Perlindungan Anak Pengurus Pusat IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) tersebut mengajak insan kesehatan di Lamongan dalam upaya menanggulangi stunting untuk fokus menemukan asak usia di bawah tiga tahun yang memiliki berat badan dan tinggi kurang.
Dia menyarankan harus ada data hingga tingkat desa. Kemudian dibuatkan pemetaan sesuai kondisi anak, untuk kemudian menentukan sasaran prioritas. Untuk anak yang masuk kondisi gizi buruk, kurang dan stunting agar langsung dilakukan tindakan intervensi sebagaimana buku pedoman penanggulangan gizi dari Kemenkes.
“Lakukan tindakan sesuai buku pedoman ini. Intervensinya melalui tindakan dokter. Dan biaya untuk ini sudah dicover BPJS,” kata Rachmat.
Selain itu Rachmat meminta agar ada ketersediaan olahan pangan untuk gizi khusus di semua puskesmas dan RSUD.
Karena menurutnya, stunting di bawah 2 tahun akan dapat diatasi bila ditemukan lebih awal, meski di usia 2 hingga 5 tahun juga masih bisa dikoreksi.
“Saya ingin mengajak untuk fokus temukan anak usia 3 tahun ke bawah yang berat badan dan tinggi kurang. Program Pak Bupati sudah bagus, tapi tidak akan efektif kalau tidak ada kesamaan persepsi. Acara hari ini bagus sekali untuk menyamakan persepsi tersebut,” ujarnya. (*/udi)
Sumber: