Reuni Pembawa Petaka (3-habis)

Reuni Pembawa Petaka (3-habis)

Khilaf yang Hattrik

Pulang ke Surabaya, Ari menawari Susana numpang mobilnya. Awalnya ditolak. Namun karena terus dipaksa. Susana akhirnya menyerah. Tapi celaka. Baru di awal perjalanan, tiba-tiba mendung menggumpal. Menyusul kemudian hujam angin menerpa sangat keras. Mobil Ari sulit dikendalikan karena jalanan licin dan pandangan terbatas. Tiba-tiba mak-jleb. Mobil terperosok masuk persawahan. Ari menelepon mencoba mencari pertolongan, tapi sambungan HP terganggu. Ari tak berkutik. Sementara itu hujan semakin beras. Angin semakin kencang. Susana ketakutan. Ranting pohon berjatuhan memukul-mukul jendela. Mobil. digoyang terpaan angin. Secara tak sadar Susana memeluk Ari. Yang dipeluk balas memeluk. Hujan semakin deras. Cuaca semakin dingin. Entah bagaimana awalnya, mereka  masuk dalam dekapan iblis. Terjadi sesuatu yang seharusnnya tidak terjadi. “Kami khilaf,” kata Susana. Tidak hanya sekali, kekhilafan di awal malam itu terjadi hingga tiga kali. Susana menyesal, tapi entah Ari. Tapi yang jelas, kekhilafan perdana yang menimbulkan hattrick itu mengundang kekhilafan lanjutan. Sepulang dari Batu, sudah tidak terhitung berapa kali lagi terjadi kekhilafan yang disengaja. “Sampai akhirnya kami dipergkoki Agus,” aku Susana, yang mengaku tidak tahu bagaimana bisa suaminya itu mengtahui perselingkuhannya vs Ari. Waktu itu Susana janjian dengan Ari di sebuah hotel bintang lima, yang selama ini sudah sering dijadikan tempat kencan. Tempat yang sangat tidak mungkin dijamah Agus. Bukan kelasnya. Ceritanya, malam itu Ari yang beru pulag dari Amerika ingin memberikan oleh-oleh sekalian melepas rindu setelah hampir tiga bulan tidak bertemu. Susana berangkat dari rumah dengan taksi online. Seperti biasa pula, mereka bertemu di resto hotel. Ternyata Ari terlambat, Dia terpaksa harus transit pesawat di Soekarno-Hatta, padahal seharusnya turun langsun di Juanda. Kendala lain, pesawat Ari dari Jakarta ke Surabaya di-delay hingga dua jam karena ada gangguan di Medan. “Saya curiga ada seseorang yang mengikuti saya s.ejak masuk resto. Dia pakai jaket ponco dan duduk berlama-lama hanya memesan kopi,” kata Susana menjawab pertanyaan Ikin. Ketika kecurigaan ini disampaikan ke Ari begitu lelaki tersebut muncul, Ari tak begitu serius menanggapi. Ari mengatakan Susana hanya paranoid. Ari lantas mengandeng Susana masuk kamar. Sekitar setengah jam kemudian, ketika permainan Susana vs Ari berada mencapai puncak, pintu digedor. Susana sudah khawatir, tapi Ari berhasil meredam. Ari pun membuka pintu setelah berpakaian sekenanya. Begitu pintu terbuka, Agus menyeruak masuk. “Dia sendirian. Dan tidak banyak berkata. Dia berkata singkat, ya sudah. Kita selesaikan di pengadilan. Makanya saya ke sini untuk minta tolong Pak Ikin,” kata Susana. (jos, habis)    

Sumber: