Reuni Pembawa Petaka (2)

Reuni Pembawa Petaka (2)

Dikabari Perselingkuhan Suami

Perselingkuhan itu terjadi saat Gondo bersama sebagian rekan ke Madiun belanja kebutuhan malam hiburan. Di kamar Agus. Yang memergoki teman pria yang semasa SMA dikenal naksir super berat kepada Susana. Namanya sebut saja Eko. Waktu itu dia hendak mengajak Agus berlatih nyanyi. Kebetulan kamarnya berdempetan. Karena dihubungi via HP tidak bisa, via telepon antarkamar juga tidak bisa, Eko nyamperin Agus di kamar,” kata Susana. Tenyata kamar tidak terkunci. Eko nyelonong masuk. Saat itulah dia melihat duel seru antara Agus dan Indasah. Eko tak segera menegur. Dia justru diam-diam kembali keluar kamar dan memotret adegan di depan matanya. Peristiwa tersebut diceritakan Eko kepada Susana via telepon. Hanya cerita. Tanpa bukti. “Masa kamu tidak sakit hati dikhianati suami?” kata Eko seperti ditirukan Susana. Susana tidak merespons. Jujur Susana tidak mempercayai 100 persen cerita Eko. Dia hanya menganggap cerita itu hanya upaya Eko untuk menggoda. “Tapi dia bersumpah,” kata Susana, yang pada akhirnya goyah juga. Sepulang dari Sarangan, Agus dikonfirmasi masalah tadi. Dia sempat tampak terkejut, namun segera berusaha menghilangkan keterkejutannya. Agus tersenyum dan berusaha bersikap biasa. Gagal menginterogasi suami, Susana mencoba mengkonfirmasi pengakuan Indasah. Penyuka lipstik merah menyala ini sempat terbata-bata menjawab pertanyaan sahabatnya, namun tidak sampai mengaku. “Tapi itu sudah cukup bagiku,” tegas Susana. Pada 2017, giliran teman kuliah Susana mengadakan reuni. Semua alumni wajib hadir dengan syarat tidak boleh membawa pasangan, apalagi keluarga. Acara digelar di Batu. Gratis. Semua kebutuhan ditanggung panitia. Peserta diharapkan langsung menuju salah satu hotel ternama di Batu. Namun bagi yang tidak memiliki atau membawa mobil pribadi, mereka disediai bus oleh panitia. “Saya pilih naik bus,” kata Susana. Dari mulut ke mulut, akhirnya diketahui bahwa yang menanggung semua biaya acara ini adalah seorang teman yang sukses menjadi pengusaha, meneruskan bisnis keluarga. Dia juga memiliki perkebunan di banyak tempat. Namanya sebut saja Ari. “Ari pernah naksir tapi tidak pernah saya hiraukan. Anaknya ugal-ugalan,” kata Susana, yang menambahkan bahwa ternyata Ari sekarang sangat berbeda dengan Ari dulu. Penampilan lelaki tersebut terkesan elegan, anggun, dan berwibawa. Sorot matanya tajam, tidak pecical-pecicil seperti masa kuliah dulu. Hampir seluruh teman dan dosen tidak menyukainya. (jos, bersambung)

Sumber: