Reuni Pembawa Petaka (1)

Reuni Pembawa Petaka (1)

Sakit, Suami Datang Sendiri

Wajah perempuan itu, sebut saja Susana, cantik. Tapi keruh. Dia duduk gelisah di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama (PA) Surabaya. “Pak Ikin?” tanyanya ketika Memorandum masuk ruangan. “Bukan. Saya Jos. Rekan Pak Ikin,” kata Memorandum. Kami berkenalan. Tidak lama kemudian Ikin muncul. Mereka kemudian berbincang-bincang. Sesekali Susana melirik Memorandum. “Tidak apa-apa. Dia rekanan saya,” kata Ikin. Sepertinya dia melihat keraguan di wajah Susana yang hendak meneruskan pembicaraan mereka. Memorandum pura-pura tidak mendengar. Pura-pura asyik dengan layar HP. “Saya mau minta tolong Pak Ikin menguruskan perceraian saya,” kata Susana, yang lantas bercerita bahwa dia dan suaminya, sebut saja Agus, sudah tidak bakal bisa diperbaiki. Mereka sudah sama-sama saling mengkhianati. Agus pernah tepergok berselingkuh dengan teman SMA-nya. “Dan jujur, saya sendiri juga pernah berlesingkuh. Dengan teman kuliah,” kata Susana. Memorandum sempat kaget dengan keterusterangan Susana dan menoleh ke arah perempuan itu. Untung saja Memorandum segera sadar dan kembali pura-pura asyik dengan HP. Menurut Susana, dia dan suaminya pernah bersekolah di satu SMA yang sama di Lamongan. Mereka berempat, pasangan Susana dan Agus, serta Sugondo dan Indasah, dikenal sebagai sahabat yang selalu runtang-runtung bersama. Lepas SMA, mereka berpisah. Susana masuk perguruan tinggi negeri di Surabaya, Agus di perguruan tinggi negeri Jogjakarta, serta Gondo dan Indasah sama-sama di perguruan tinggi keguruan di Surabaya. “Kami pacaran sejak SMA,” kata Susana, yang menambahkan bahwa dia pacaran dengan Agus, sedangkan Indasah dengan Gondo. Walau begitu, dia tahu bahwa Indasah sebenarnya naksir Agus. Singkat cerita, setelah masing-masing lulus kuliah dan bekerja, mereka menikah. Susana vs Agus, Indasah vs Gondo. Rumah tangga keempatnya terjalin harmonis. Hingga 2015 diadakan reuni SMA. Di di Sarangan, Magetan. Menginap semalam. “Kami pun menyiapkan perbekalan untuk menginap di daerah dingin tersebut,” cerita Susana. Sayang, sehari menjelang hari H, Susana terserang demam. Otomatis dia tidak bisa ikut acara. Agus pun membatalkan ketikutsertaannya. Dia pamit kepada rekan-rekan. “Tapi saya mendorognya tetap ikut. Biar saya sendiri di rumah bersama pembantu,” kata Susana. Agus ngotot tidak mau ikut, tapi Susana tidak kalah ngotot mendorong agar sang suami tetap berangkat. “Akhirnya Agus menyerah. Dia berangkat ke Magetan sendirian,” kata Susana. Susana tidak menyangka. Ternyata reuni tersebut menjadi awal bencana yang memorakporandakan rumah tangganya. “Di sela acara, Agus dan Indasah tepergok teman-teman sedang berselingkuh,” kata Susana. (jos, bersambung)    

Sumber: