PTM Terbatas di Jatim Diterapkan di 29 Kabupaten dan Kota

PTM Terbatas di Jatim Diterapkan di 29 Kabupaten dan Kota

Surabaya, Memorandum.co.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan Inmendagri No 38 Tahun 2021 tentang PPKM level 4, level 3 dan level 2 di wilayah Jawa Bali terdapat penambahan kabupaten/kota di Jatim yang mengalami penurunan level dari sebelumnya level 4. “Dengan adanya penurunan dari level 4 ini maka per kemarin ada 29 kabupaten/kota di Jatim yang sudah dimungkinkan untuk melakukan PTM. Hal ini sesuai dengan status terbaru level PPKM yang ada di 29 kabupaten/kota tersebut,” ungkap Khofifah selesai meninjau vaksinasi di SMA Khadijah, Rabu (1/9/2021). Untuk itu, sudah masuk level 3 dan 2 bisa segera memulai uji coba PTM terbatas bertahap, per hari ini, Rabu (1/9/2021), daerah kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas bertambah menjadi 29 daerah. “Terbatas bertahap ini sesungguhnya saya lebih senang menyebut ini adalah Blended atau Hybrid Learning. Karena di dalam proses pembelajaran tatap muka pada saat yang sama tetap dilakukan proses pembelajaran secara virtual," kata Gubernur Khofifah. "Jadi tugas guru memang akan semakin berat karena harus menyiapkan dua bahan ajar selain pembelajaran tatap muka secara terbatas juga tetap dilakukan Hybrid learning,” tambahnya. Dengan semakin bertambahnya daerah yang menyelenggarakan PTM dan blended learning, maka Gubernur Khofifah meminta adanya akselerasi vaksinasi berbasis pelajar di Jatim. Secar khusus Gubernur Khofifah meminta bupati/wali kota, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Jatim untuk bisa memaksimalkan vaksinasi terutama bagi siswa kelas 12 SMA/SMK/MA dan juga SLB. Upaya maksimalisasi ini penting dilakukan mengingat para siswa kelas 12 tersebut harus segera melakukan lompatan pembelajaran ke tahap berikutnya, yakni bersiap ke perguruan tinggi, dan khusus untuk SMK harus segera melakukan penyesuaian dengan kebutuhan ‘Dudika’ atau Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja. “Jadi kepentingan-kepentingan pasca mereka menyelesaikan studinya di tingkat SMA/SMK/MA ini memang harus digenjot bersama, dimaksimalkan bersama. Tentu kita ingin mengantarkan putra-putri kita, terutama dalam saat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, kita harapkan kualitas SDM-nya tidak akan berkurang,” kata Khofifah. Menurutnya, percepatan vaksinasi berbasis pelajar yang berusia 12-17 tahun ini juga dilakukan sebagai bagian dari proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bertahap yang mulai dilakukan kemarin. Sedangkan jenis vaksin yang digunakan untuk para pelajar ini adalah vaksin Sinovac. “Kami sudah meminta dan berkoordinasi dengan Pak Menkes agar dropping Sinovac bisa lebih banyak, karena dropping dari pusat kadang kita mendapat vaksin tertentu dalam jumlah yang sangat besar namun untuk segmen tertentu juga. Bahwa hari ini kebutuhan untuk vaksin pelajar ini bisa dimaksimalkan supaya vaksin yang dikirim ke Jawa Timur adalah vaksin yang memang berkesesuaian dengan usia 12 sampai 17 tahun tersebut,” terangnya. Di sisi lain Gubernur Khofifah juga mengapresiasi Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Khadijah yang berkenan menyelenggarakan vaksinasi bagi para siswanya. Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar ini juga terbuka bagi sekolah-sekolah swasta lain yang ada di Jatim. “Tentu vaksinasi ini terbuka bagi sekolah-sekolah swasta lainnya karena biasanya yang terkonfirmasi untuk menyelenggarakan ini lebih banyak sekolah-sekolah negeri. Maka sekarang saya ingin menyampaikan untuk sekolah-sekolah swasta juga tolong bisa dikordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan setempat," terangnya "Insya Allah vaksin yang akan turun pada minggu ini akan lebih banyak Sinovac yang memungkinkan digunakan untuk vaksinasi bagi pelajar umur 12 hingga 17 tahun,” pungkas Khofifah. (Mg6)

Sumber: