Ini Kekejaman Pengacara Aniaya ART di Surabaya

Ini Kekejaman Pengacara Aniaya ART di Surabaya

Surabaya, memorandum.co.id - Elok Anggraini membeberkan kekejaman terdakwa Firdaus Fairus saat melakukan penganiayaan terhadap dirinya. Parahnya, penganiayaan tersebut dilakukan di depan mata sang buah hatinya AP, yang baru duduk di bangku kelas 2 SD. Awalnya, Elok mengaku jika dirinya bekerja pada April 2020. Dirinya dijanjikan upah Rp 1,5 juta oleh terdakwa. Namun gaji tersebut tak pernah ia terima selama bekerja di rumah wanita berprofesi sebagai pengacara itu. " Saya kerja tidak pernah dibayar. Waktu datang, saya membawa anak saya, AP. Saya memang pernah pinjam waktu pertama kerja itu Rp 400 ribu dan tiga bulan kemudian Rp 600 ribu. Pernah saya meminta gaji saya. Tetapi tidak dijawab sama saudari Fairus. Ya akhirnya saya diamkan saja," terang Elok saat memberikan keterangan di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rabu (18/8/2021). Saat ditanya jaksa penuntut umum (JPU) Siska Christina terkait kehidupan bersama terdakwa, Elok menceritakan dirinya tidur tidak di kamar. Terakhir dia mengaku tidur di dapur. "Anak saya tidur sama Sabrina dan saudari Fairus. Kalau saya di dapur," katanya. Lalu Elok kembali mengungkapkan, awal dirinya dianiaya oleh Fairus. Saat itu, dirinya disuruh membersihkan kamar mandi Sabrina. Secara tak sengaja ia menjatuhkan sabun cair. "Saudari Fairus datang langsung mengambil shower dan memukulkan ke kepala saya sampai berdarah. Dia marah karena sabun cair itu mahal dan saya menumpahkannya," ungkap Elok di depan majelis hakim yang diketuai Martin Ginting. Setelah penganiayaan itu, kata Elok, Fairus sering melakukan pemukulan dengan sapu, pipa, selang. Dan itu terjadi setiap hari. "Pernah waktu ngepel, kurang bersih terus ditonjok mata saya. Pokoknya, setiap hari dihajar dengan benda-benda di sekitarnya setiap hari," katanya. Tak hanya itu, Elok mengaku sempat disetrika tangan kirinya oleh Fairus tanpa sebab apa. Akibat perlakuan itu, elok mengalami luka permanen di tangannya. "Yang paling parah itu saat saya tidak tahu ada kotoran kucing. Waktu saya mau bersihkan tidak boleh sama saudari Fairus. Katanya buat makan saya. Saya kira bercanda, ternyata benar, waktu saya makan, kotoran kucing itu disuapkan ke saya sama nasi," bebernya. Sementara itu, AP, waktu ditanya terkait penganiayaan terhadap ibunya membenarkan. Bocah SD itu mengatakan awal ibunya masuk kerja maaih terlihat sehat. Namun, waktu dibawa ke liponsos, ibunya sakit bahkan terlihat bungkuk. "Ibu sehat, ikut (liponsos) jalan bungkuk. Ibu sakit," ucap bocah perempuan itu. Lebih miris lagi, kalau waktu makan, AP mengatakan ibunya pasti terakhir yang makan. Bahkan, terdakwa sering tidak memperbolehkan Elok untuk makan. “Tante (Fairus) sering melarang ibu makan. Kalau ada makanan sisa, tante langsung suruh buang. Jadi, ibu tidak makan,” tandasnya. (mg-5/fer)

Sumber: