Rektor Untag Surabaya Dikukuhkan Sebagai Guru Besar
Surabaya, memorandum.co.id - Prof Dr Mulyanto Nugroho MM CMA CPA dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Bidang Ilmu Akutansi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Rabu (18/7/2021). Kegiatan penuh khidmat ini digelar hybrid. Bertempat di Gedung Graha Widya lantai 2 Untag Surabaya, prokes ketat diterapkan dan dihadiri oleh tamu undangan terbatas. Sedangkan secara daring, kegiatan disiarkan langsung melalui kanal youtube untagsurabaya dan via Zoom yang diikuti staf dan dosen civitas akademika Untag Surabaya serta tamu undangan. Pengukuhan Prof Nugroho yang juga sebagai Rektor Kampus Merah Putih ini sehari setelah HUT ke-76 Kemerdekaan RI. Sejatinya, Prof Nugroho sudah diteken menjadi Guru Besar terhitung sejak tanggal 21 Juni 2021. Pada kesempatan ini, Prof Nugroho menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul, “Strategi Keuangaan Bagi Korporasi Manufaktur yang "Financial Distress" Di Masa Covid-19 di Indonesia”. "Selama pandemi Covid-19, manufaktur adalah sektor yang paling terdampak. Sedangkan manufaktur merupakan perusahaan yang menyerap tenaga kerja yang banyak. Sehingga saya akan membuat strategi bagaimana supaya perusahaan manufaktur yang berada di titik financial distress ini bisa terus bertahan," jelas Prof Nug, sapaan akrabnya. Lanjut Prof Nug, financial distress ialah saat di mana perusahaan menjelang kebangkrutan. Namun dengan pengalamannya yang segudang, ditambah titel Guru Besar yang baru dikukuhkan, Prof Nug memiliki cara agar perusahaan manufaktur tak keblablasan. "Pada situasi sekarang, di mana perusahaan yang seharusnya dia bangkrut, sebelum bangkrut dia berada pada financial distress. Maka ini harus dibuatkan strategi," tegasnya. Pertama, menurut Prof Nug, yakni harus ada koordinasi antara Menteri Perhubungan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dalam rangka sebagai pemasok bahan baku. "Karena seperti yang kita tahu bahwa hampir kebanyakan perusahaan industri itu bahan bakunya, roh materialnya didapatkan dari luar. Sehingga apabila ketersediaan bahan baku tidak ada atau terlambat maka akan berdampak pada proses produksi," urainya. Akibat tersendatnya proses produksi ini, tutur Prof Nug, tak sedikit kemudian perusahaan industri manufaktur yang merumahkan pegawainya. Karena sejak pandemi Covid-19, mayoritas perusahaan manufaktur angka produksinya turun berada di angka 50 persen. "Hampir 80 persen tingkat pertumbuhan ekonomi di-support oleh perusahaan manufaktur. Jadi peran perusahaan manufaktur ini sangat besar dalam menyumbang perekonomian Indonesia," ulasnya. Sehingga pihaknya segera akan mengusulkan rumusan ini ke kementerian yang berhubungan dengan sektor ekonomi. Yang pada akhirnya muncul solusi konkrit bagi perusahaan manufaktur melewati financial distress. "Melalui strategi keuangan yang tepat, maka perusahaan korporasi manufaktur yang ada di Indonesia diharapkan mampu memberikan solusi agar perusahaan manufaktur tidak sampai mengalami kondisi financial distress," urai Prof Nug. Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 Surabaya (YPTA) Drs Ec Mangapul Silalahi MM mengucapkan rasa syukurnya atas dikukuhkannya Prof Nug sebagai guru besar. "Hari ini momentum yang patut disyukuri karena di tahun 2021 pada masa pandemi, Untag Surabaya menorehkan satu prestasi lagi, yakni bertambahnya satu orang profesor yang benar-benar expert dalam bidangnya," ungkapnya. "Saya selaku pribadi dan mewakili lembaga mengucapkan selamat kepada Prof Mulyanto Nugroho atas dikukuhkannya sebagai guru besar yang akan semakin meningkatkan peran dan fungsinya pada perguruan tinggi serta pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia," imbuh Mangapul Silalahi. Pada momen ini, secara daring Wakil Ketua MPR RI Dr Ahmad Basarah, Menteri Hukum dan HAM RI Prof Yasonna Laoly, dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, mengucapkan selamat atas pengukuhan guru besar kepada Rektor Untag Surabaya Prof Mulyanto Nugroho. (mg3)
Sumber: