Istriku Pertanda Akhir Zaman (1)

Istriku Pertanda Akhir Zaman (1)

Kenalan di Resepsi Pernikahan

Rasulullah bersabda, nanti di akhir zaman alat musik dan para penyanyi wanita merajalela serta khamr dianggap halal. Kutipan hadis riwayat Ath Thabrani di atas diungkapkan seorang pria berusia 40 tahun di ruang tunggu Pengadilan Agama (PA) Surabaya, Jalan Ketintang Madya, beberapa waktu lalu. Namanya sebut saja Ahmad. Hadis itulah yang melatarbelakangi alasan Ahmad menceraikan istrinya, sebut saja Nia. “Sungguh, saya tidak ingin memiliki itri yang disebut-sebut sebagai pertanda akhir zaman,” kata Ahmad. Menurut Ahmad, dia berkenalan dengan Nia sekitar 20-22 tahun silam pada resepsi pernikahan sepupunya di Sidoarjo. Waktu itu Nia yang seorang penyanyi dangdut terkenal diundang beserta orkes melayu (OM) pengiringnya. “Saya sangat ingat, Nia menyanyikan lagu Yang Sedang-Sedang saja. Saya tertarik karena gayanya yang beda dengan penyanyi lain. Dia tidak banyak berlenggak-lenggok di pangung. Hanya sedikit goyang kanan-kiri. Matanya juga tidak liar. Selalu menunduk ke bawah,” kenang Ahmad. Singkat cerita, Ahmad mendekati ketua OM-nya, sebut saja Aris, dan mengorek siapa Nia. Semua ditanyakan. Sangat rinci, seperti polisi mengisi form berita acara pemeriksaan (BAP). Ternyata Aris adalah kakak ipar Nia. Lelaki tersebut bahkan menyanjung-nyanjung Nia sundul langit sebagai perempuan istimewa. Cantik, lembut, jujur, sederhana, dan yang amat penting, tidak neko-neko. Dua tahun bergabung dengan OM, tak terhitung berapa kali Nia ditawari rekaman oleh beberapa produser musik. Baik lokal maupun nasional. Tapi Nia menolak dengan banyak alasan. “Tapi sebenarnya cuma ada satu alasan. Nia tidak ingin terlalu lama di dunia hiburan. Begitu menikah, dia akan mundur sebagai biduan,” kata Aris seperti ditirukan Ahmad. “Makanya dia tidak terburu-buru nikah. Nunggu calon suami yang cocok,” imbuh Aris. Hati Ahmad berdesir. Sebagai karyawan BUMN, dia merasa akan teramat sangat bisa mencukupi kebutuhan Nia. Dan, dia perkirakan cocok dengan kriteria lelaki yang ditunggu-tunggu Nia. Apalagi Ahmad juga merasa dirinya tidak jelek-jelek amat. Bahkan relatif dapat disebut macho. Di kantor tempatnya bekerja saja, tidak hanya satu-dua cewek yang berusaha mendekati. Melainkan cukup banyak. Antre. “Saya merasa cocok dengan Nia,” aku Ahmad, yang lantas berkenalan dan selalu berusaha mengambil hati perempuan cantik dan seksi itu. Ahmad memuji Nia sebagi sosok yang yang wajahnya mirip Uut Permatasari namun berbodi mirip Anggun C Sasmi. Tiga bulan kemudian Ahmad dan Nia melangsungkan pernikahan. Sederhana tapi khidmat. Setelah itu bergulirlah rumah tangga mereka sebagai keluarga harmonis. Ahmad menapaki kariernya, sementara Nia meng-ejahwantah sebagai perempuan rumahan. Sebagai ibu rumah tangga biasa. “Kami aktif ikut pengajian mingguan di kantor,” kata Ahmad. (jos, bersambung)

Sumber: