Tidak Lagi Berharap Tanggung Jawab Lelaki Berlidah Ular

Tidak Lagi Berharap Tanggung Jawab Lelaki Berlidah Ular

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Baru hari ketiga Risa dapat WA dari Ranti. Maka, bergegaslah Risa bersama sang kakak berangkat ke rumah Ranti. Namun sebelum menemui Nanang, kakak Risa mampir ke rumah Pak RT setempat, diminta menjadi saksi. Akhirnya Nanang, yang semalam langsung tidur pulas sepulang entah dari mana, dibangunkan. Dia sempat gelagapan setelah mengetahui kedatangan Risa dan kakaknya serta Pak RT. Rembugan pun digelar. Nanang tidak bisa mengelak. Di depan istri, Pak RT, dan tetangga kiri-kanan, Nanang dipaksa menandatangani surat pernyataan sanggup bertanggung jawab atas perbuatannya terhadap Risa. Dalam tempo maksimal tiga hari, Nanang harus menikahi Risa secara resmi di depan petugas KUA. Akhirnya pertemuan diakhiri. Risa yang selalu mengawasi Ranti merasa tidak tega melihat perempuan tersebut. Dia membayangkan andai dirinya yang berada di posisi perempuan cantik tersebut, dia tidak akan bisa bertahan. Karena itu, ketika semua tamu sudah berpamitan pulang, Risa minta izin kakaknya untuk sejenak berbincang dengan Ranti. Dia ingin menghibur perempuan itu, walau belum tahu apa yang akan diomongkan. “Akhirnya Risa berkesempatan berdialog dengan Ranti. Kata Risa, Ranti harus menguatkan diri menerima keyataan ini sebagaimana dirinya menerima kenyataan ini. Intinya, Risa mengajak Ranti kuat menerima Nanang sebagai suami bersama,” kata pengacara keluarga Risa. Namun hingga lewat dari waktu yang dijanjikan, faktanya Nanang tidak pernah muncul. Tak hanya itu, ternyata Nanang diam-diam mengajak istrinya pindah rumah. Tidak ada yang tahu ke mana kepindahan mereka. Pak RT pun hanya mampu geleng-geleng. Lebih dari sebulan pencarian terhadap Nanang belum membuahkan hasil. Risa sampai menderita pendarahan akibat terlalu lelah dan depresi. Risa keguguran pada usia kehamilan enam bulan. Dia bahkan disarankan menjalani kuret untuk membersihkan rahim. “Aku sudah tidak berharap tanggung jawab darinya (Nanang, red). Lelaki berlidah ular seperti dia tidak mungkin bisa membahagiakan wanita,” tutur Risa sebagaimana disampaikan pangacara dia. Sebenarnya Risa menginginkan masalah ini tidak diperpanjang. Biarlah berhenti sampai di sini dan Nanang bisa menebus kesalahannya dengan menyayangi istri dan bakal anaknya. Itulah harapan Risa. Tapi, pendapat itu tidak disetujui kakaknya. Sebab, kakaknya mendapat informasi bahwa korban kebejatan moral Nanang tak hanya Risa. Ini diketahui, antara lain, dari ketua RT yang pernah menjadi saksi dan membubuhkan tanda tangannya di surat pernyataan Nanang tempo hari. “Akhirnya Risa diantar kakaknya membuat laporan polisi dan meminta saya mendampingi Risa pada sidang nanti,” aku pengacara yang pandai membaca ekspresi wajah ini. Sampai kisah ini ditulis, belum diketahui di mana keberadaan Nanang. Walau begitu, Risa dan keluarganya yakin polisi bakal bisa segera meringkus Nanang dan menyeretnya ke meja sidang. (habis)  

Sumber: