HJL ke-452, Momentum Untuk Melihat Jati Diri Kabupaten Lamongan

HJL ke-452, Momentum Untuk Melihat Jati Diri Kabupaten Lamongan

Lamongan, memorandum.co.id - Bupati Lamongan Yuhronur Efendi didampingi Wakil Bupati Abdul Rouf, Kapolres Lamongan AKBP Miko Indrayana, Dandim 0812 Letkol Inf. Sidik Wiyono dan jajaran Forkopimda Lamongan melaksanakan tahlil dan tabur bunga di makam Mbah Sabilan, Mbah Punuk, dan Mbah Lamong yang dilaksanakan Selasa (25/5), di Kelurahan Tumenggungan Kecamatan Lamongan. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, ziarah makam leluhur Lamongan merupakan salah satu dari rangkaian tradisi Peringatan Hari Jadi Lamongan. Ziarah dan tabur bunga ini sebagai wujud bakti pada leluhur agar semangat juangnya terus menjadi teladan bagi generasi saat ini. “Bukan Bangsa yang besar, Bangsa yang tidak menghargai para pahlawannya. Bukan generasi yang tangguh ketika generasi itu tidak mengetahui akar budaya dan pendahulu-pendahulunya. Momen Hari Jadi ke 452 ini kita jadikan sebuah momentum untuk melihat jati diri Kabupaten Lamongan, jati diri kita, darimana kita, ke arah mana yang akan kita bawa, apa yang telah dilakukan pendahulu-pendahulu kita untuk menjadi keteladanan, contoh, motivasi, tekad kita semua untuk membawa Kabupaten Lamongan ini menuju kea rah yang lebih baik, menjemput kejayaan,” ucap YES. Ziarah leluhur ini oleh YES diharapkan mampu menjadikan refleksi untuk meneladani dan mengingat riwayat serta semangat juang pendahulu dan pendiri Lamongan. “Mari kita jadikan setiap peringatan Hari Jadi Lamongan ini untuk mendapatkan kembali skill, motivasi, dan tekad bagi kita semuanya untuk membangun Lamongan menuju kejayaan. Saya yakin dengan kebersamaan yang selalu saya sampaikan, semuanya ini akan bisa kita raih,” imbuh YES. Hari Jadi Lamongan yang ditandai dengan awal diwisudahnya Mbah Lamong (Ranggahadi) yang merupakan murid kesayangan Sunan Giri II pada 10 Dzulhijjah 976 H/ 26 Mei 1569 karena jasa dan keteladanannya dalam melaksanakan dakwah, yang kemudian berjuluk Tumenggung Surajaya. Sebutan Mbah Lamong yang diberikan karena kebaikan dan keuletannya dalam momong (mengasuh) segala bidang, kemudian menjadi cikal bakal nama Kabupaten Lamongan. Lamong yang berasal dari Bahasa Jawa kuno “La/Ra” yang artinya baik dan “Mong” yang artinya among, momong, sehingga Lamong memiliki arti pamong yang baik, sebagaimana keteladanan yang diberikan oleh Ki Ranggahadi. (*/gus)

Sumber: