Pakar Sebut Perekonomian Tumbuh selama Larangan Mudik Lebaran

Pakar Sebut Perekonomian Tumbuh selama Larangan Mudik Lebaran

Surabaya, memorandum.co.id - Menjelang akhir masa pengetatan larangan mudik 24 Mei 2021 mendatang, konsumsi masyarakat mengalami peningkatan yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada dua minggu pemberlakuan larangan mudik lebaran 2021. Hal tersebut diungkapkan oleh pakar ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Anang kisyanto yang mengatakan, bahwa larangan mudik berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Surabaya. Sebab, meskipun melarang mudik, pemerintah mengizinkan pembukaan sejumlah tempat wisata dan pusat perbelanjaan, sehingga masyarakat tetap bisa membelanjakan uangnya selama libur lebaran. "Memang sempat terjadi penurunan kegiatan perekonomian seperti di sektor transportasi umum. Namun, jika dibandingkan dengan lebaran sebelumnya, tahun ini terjadi peningkatan pertumbuhan meskipun tidak terlalu signifikan," ujar Anang, Jumat (21/5/2021). Menurutnya, peredaran uang atau jumlah perputaran uang menjadi indikator pertumbuhan ekonomi. Terlebih menjelang lebaran, tunjangan hari raya (THR) untuk ASN dan karyawan menambah jumlah uang yang beredar yang tentu berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat. Pada tahun ini, pemerintah memperkirakan terjadi penambahan konsumsi masyarakat sebesar Rp 215 triliun yang berasal dari THR, gaji ke-13 ASN sebesar Rp 43 triliun, THR pekerja formal Rp 100 triliun, dan THR pekerja informal Rp 72 triliun. "Meskipun situasi pandemi tampak sulit, tetapi bisa menjadi momentum yang baik untuk akselerasi revolusi industry 4.0 di tengah masyarakat. Di antaranya produsen maupun konsumen dipaksa beradaptasi dengan tuntutan perkembangan teknologi mutakhir," jelas Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unesa itu. Pihaknya juga percaya, bahwa selama masyarakat konsisten dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, maka pandemi bisa cepat berlalu dan kondisi ekonomi pun lekas pulih, bahkan para pelaku usaha mempunyai ketangguhan dalam bertahan di masa pandemi dan memiliki kreativitas yang tinggi dalam mencari dan mendesain produk-produk baru. "Dengan begitu, dampak larangan mudik 2021 tidak sebesar tahun 2020, bahkan ekonomi akan tetap jalan meskipun tidak sebesar jika mudik diperbolehkan," pungkas Anang. (mg-1/fer)

Sumber: