Satgas Pangan Polda Jatim: Pasokan Gula Rafinasi Aman

Satgas Pangan Polda Jatim: Pasokan Gula Rafinasi Aman

Surabaya, Memorandum.co.id - Pasokan gula rafinasi untuk kebutuhan industri dan UMKM di Jatim mulai menemui titik terang. Sebelumnya, ada isu kelangkaan gula rafinasi di Jawa Timur. Ketua Satgas Pangan Polda Jatim, Kombes Farman menegaskan, tak ada kelangkaan gula rafinasi. Timnya sudah melakukan pemantauan dan inspeksi mendadak (Sidak) yang hasilnya bukan kelangkaan, namun gula rafinasi yang diambil dari luar Jatim membuat adanya kenaikan ongkos. Pihaknya juga telah melakukan rapat virtual dengan Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Disperindag Jatim, Asosiasi Pesantren Entrepreneur Indonesia (APEI), Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) hingga Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "Satgas Pangan Polda Jatim selaku bagian dari penegakan hukum sudah melakukan kegiatan preemtif dan juga preventif ke beberapa tempat untuk memantau ketersediaan bahan kebutuhan pokok, juga melakukan sidak ke PT Kebun Temu Mas (KTM)," kata Farman, Jumat (21/5/2021). Dalam sidak tersebut diketahui jika stok gula aman. Kendati demikian, Farman mengatakan, pihaknya akan senantiasa melakukan pemantauan agar tidak lagi terjadi isu kelangkaan gula rafinasi di Jatim. "Hasil bahwa di gudang PT KTM terdapat 37.364 ton gula yang terdiri dari 22.304 ton milik PT KTM dan 15.000 ton milik pedagang atau distributor namun belum diambil. Satgas Pangan Polda Jatim juga menemukan 9.642 ton gula kristal rafinasi (GKR) untuk kuota ekspor. Kemudian juga 25 ton gula kristal putih milik PT Sugar Lapinta," papar Farman. "Setelah dilakukan klarifikasi kepada PT KTM terkait temuan di lapangan untuk gula PT Sugar Lapinta, saat ini sudah bergeser menuju ke Gianyar Bali serta dokumen dan surat jalan lengkap. Untuk itu, Satgas Pangan Polda Jatim akan terus memantau ketersediaan, peredaran gula rafinasi di wilayah hukum Polda Jatim," imbuhnya. Sementara itu, Ketua Asosiasi Pesantren Entrepreneur Indonesia (APEI), Muhammad Zakki mengatakan, dalam pertemuan virtual ini diluruskan informasi terkait pasokan gula rafinasi di Jatim. "Saya harus luruskan berita yang sudah ada. Gula rafinasi itu tidak langka di Jawa Timur. Tetapi, gula itu harus diambil dari luar daerah sehingga itu berdampak pada high cost. Biaya transportasinya itu siapa yang tanggung. Ini yang menjadi persoalan," ujarnya.(Mg6)

Sumber: