Meski Dilarang, Warga Jombang Tetap Terbangkan Balon Udara
Jombang, memorandum.co.id – Meski pemerintah sudah melarang masyarakat untuk menerbangkan balon udara, namun di Kabupaten Jombang, masyarakat masih ada yang melakukan tradisi tersebut. Seperti halnya di Dusun/Desa Bandung, Kecamatan Diwek. Tradisi yang sudah ada sejak puluhan tahun itu, sebelumnya dilakukan kenduri ketupat di musala dan masjid setempat. Puluhan balon berukuran 5-10 meter sejak pukul 05.00 mulai diterbangkan. Kepala Desa Bandung, M. Muhtarom mengatakan, bahwa tradisi yang dilakukan masyarakat sejak dahulu tersebut untuk memperingati Lebaran. Seperti halnya menerbangkan balon udara dan pesta mercon. ”InsyaAllah kalau disini tidak ada. Kalaupun ada entah itu dari mana, kami kurang tahu. Karena sejak tiga tahun lalu, pemerintah sudah melarang tradisi itu. Tahun ini saya sudah meminta kepada masyarakat agar tidak melakukan tradisi itu," katanya, Kamis (20/5/2021). Muhtarom mengungkapkan, jika daerahnya sejak dulu memang dikenal sebagai wilayah yang memiliki tradisi menerbangkan balon udara saat Hari Raya Idulfitri. "Kebiasaan orang-orang jaman dulu. Tapi sekarang mulai terkikis dengan adanya imbauan dari pemerintah daerah,’’ tegasnya. Selain di Kecamatan Diwek, menerbangkan balon udara juga ada di Kecamatan Jogoroto. Seperti di Dusun/Desa Ngumpul, Kecamatan Jogoroto. Usai kenduri ketupat di musala dan masjid, balon udara sudah mulai diterbangkan warga dari berbagai RT/RW untuk memeriahkan hari raya ketupat. Mereka berbagi tugas, ada warga yang bertugas menyangga balon dengan bambu, ada yang bagian memegang benang balon untuk menjaga keseimbangan, dan ada pula yang bertugas memasukkan asap kedalam balon agar bisa terbang. Salah satu warga setempat, Panjul (31) menerangkan, bahwa menerbangkan balon ini merupakan tradisi tahunan saat Hari Raya Kupatan. Balon dibuat H-2 sebelum hari raya kupat. "Balon udara ini dibuat dari iuran warga, membuat secara swadaya. Kami iuran habis Rp 50 ribu,’’ terangnya. Sementara warga di Dusun Kedungmelati, Desa Sumbermulyo dan Dusun Tugusumberjo, Desa Santren Kecamatan Jogoroto juga menerbangkan balon udara. Rofiul Huda (20), warga setempat mengungkapkan, jika tradisi tahunan ini untuk memperingati Lebaran ketupat. Sedikitnya ada empat hingga lima balon berukuran raksasa yang diterbangkan. "Kami menerbangkan balon pagi hari untuk menghindari angin kencang. Kalau diterbangkan siang kan anginnya kencang. Makanya usai subuh mulai siap-siap,’’ pungkasnya. (yus)
Sumber: