Dugaan Tawuran di Jatiroto Lumajang, Ini Kata Polisi

Dugaan Tawuran di Jatiroto Lumajang, Ini Kata Polisi

Lumajang, Memorandum.co.id - Aksi yang diduga tawuran di Kecamatan Jatiroto yang terekam video amatir seorang warga membuat Kapolsek Jatiroto, AKP Rudi Isyanto geram. Pasalnya, puluhan remaja terlibat dalam aksi tersebut sempat membuat kepanikan warga sekitar karena terlihat ada beberapa pemuda yang membawa sajam jenis celurit, Selasa (4/5/2021) sore. Saat dikonfirmasi, Kapolsek menduga bahwa aksi tersebut dipicu oleh tindakan beberapa pemuda yang melakukan atau memamerkan kendaraannya dengan cara memblayer sehingga menyebabkan kebisingan. "Jiwa anak muda kalau dipameri seperti itu biasanya gampang panas sehingga dapat memancing tindakan tawuran," kata Rudi saat dikonfirmasi memorandum.co.id, Rabu (5/5/2021). Selain terlihat beberapa pemuda membawa sajam, juga terdengar suara letusan seperti suara tembakan. Tapi hal tersebut dibantah pihaknya dan mengatakan itu bukan letusan pistol tapi suara petasan. "Bukan suara tembakan, tapi suara mercon,'' jelasnya. https://www.youtube.com/watch?v=6jbKQdaCOkQ Sayangnya, saat petugas sampai di TKP, para pemuda yang terlibat dalam aksi tersebut langsung kabur, sehingga petugas tak berhasil mengamankan. "Langsung kabur. Anggota belum turun dari mobil sudah bubar," tambahnya. Rudi mengatakan, hampir setiap hari di bulan Ramadan ini kegiatan seperti itu menjadi rutinitas bagi para warga sambil menunggu waktu berbuka. Bahkan menurutnya, pihaknya rutin melakukan sweeping pada tempat-tempat yang disinyalir sebagai tempat untuk arena balap liar. "Jika didapati kegiatan seperti itu langsung kita bubarkan, bahkan untuk kendaraan yang tidak sesuai spectek langsung kita amankan, apalagi jika didapati Sajam akan kita proses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya. Agar tidak terjadi kembali kejadian seperti itu, Rudi mengimbau pada warga, khususnya anak-anak muda untuk tidak melakukan balapan liar serta menghindari kegiatan yang menyebabkan terjadinya kerumunan. Karena ia menilai pandemi ini belum berakhir sehingga kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan untuk bisa melaksanakan disiplin prokes. "Jangan lakukan balap liar karena tak hanya berbahaya bagi pelaku balap liar tapi juga bagi pengguna jalan lainnya," pungkasnya. (Ani)

Sumber: