Perpanjangan Larangan Mudik Harusnya Kedepankan Hasil Testing dan Tracing

Perpanjangan Larangan Mudik Harusnya Kedepankan Hasil Testing dan Tracing

Surabaya, memorandum.co.id - Satgas Penanganan Covid-19 mengeluarkan Adendum Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 tentang peniadaan mudik yang mengatur pengetatan persyaratan Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) selama H-14 peniadaan mudik mulai 22 April sampai 5 Mei 2021 dan H+7 peniadaan mudik mulai 18 Mei sampai 24 Mei 2021, Kamis (22/4/2021). Keputusan yang mendadak ini dinilai epidemiolog tidak hanya kurang efektif, tetapi juga merugikan banyak pihak. Menurutnya, pemerintah seharusnya mengedepankan testing dan tracing untuk mengendalikan pandemi. Sementara menurut Satgas Covid-19 perpanjangan waktu larangan mudik ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan arus pergerakan penduduk yang berpotensi meningkatkan penularan kasus corona. Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo mengatakan, bahwa kebijakan percepatan larangan mudik yang disebutnya mendadak ini akan merugikan banyak pihak. "Kebijakan yang mendadak-mendadak seperti ini akan merugikan masyarakat, merugikan pengusaha transportasi umum," ujarnya, Jumat (23/4/2021). Selain itu, dia meragukan kebijakan pelarangan mudik yang diperpanjang ini akan berjalan efektif. Itulah sebabnya dia memberikan saran agar pemerintah menggencarkan penelusuran kontak Covid-19. "Kebijakan standarnya tracing. Cari sebanyak-banyaknya kasus," tegasnya. Menurut Windhu, pelarangan mudik sejatinya merupakan kebijakan berbasis data. Pasalnya, setiap kali selesai liburan panjang, angka penularan Covid-19 tercatat meningkat signifikan sehingga perlu adanya evaluasi secara menyeluruh agar kesalahan pada momentum libur panjang dan libur lebaran tahun lalu tak terulang kembali. "Terbitkan Peraturan Presiden tentang pelarangan mudik lebaran 2021, agar kepolisian bisa maksimal melarang sepenuhnya mobilitas kendaraan, masyarakat pasti punya cara mengakali kebijakan yang setengah-setengah," terangnya Andy, karyawan brand produk terkenal di salah satu mal Kota Surabaya mengaku akan tetap mudik ke Probolinggo kota asalnya. "Bukannya saya menentang pemerintah, saya sudah taat, sejak sebelum pandemi saya belum pulang. Tetapi untuk liburan Idulfitri kali ini, saya akan menerobos untuk mudik," katanya. Dia memutuskan untuk tetap mudik pada awal Mei mendatang, lantaran telah lama menahan rindu dengan keluarganya di Probolinggo. Terhadap kemungkinan adanya penyekatan, Andy mengaku akan berangkat lebih awal dan pada jam-jam yang agak longgar. "Karena Idul fitri tahun lalu saya sudah taat peraturan untuk tidak mudik. Jika di beberapa titik ada penyekatan saya akan putar balik lalu menggunakan jalan tikus, cari jalan lain," ujar Andy. Meski demikian, ia akan melakukan tes swab antigen sebelum mudik. Ia menjamin rencana mudik ya tidak akan berpotensi menyebarkan Covid-19. "Saya pastikan dulu saya benar-benar steril, saya sehat, saya melakukan swab terlebih dahulu. Insya Allah saya tidak akan menularkan virus itu ke keluarga saya," pungkasnya. (mg-1/fer)

Sumber: