Gelar Musda, DPN APTI Prioritaskan Puluhan Miliar untuk Kemajuan Petani
Jombang, Memorandum.co.id - Tantangan besar dihadapi pengurus daerah III DPD Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI). Selain merupakan penyuplai tembakau terbesar tingkat nasional, komoditi tembakau Jawa Timur (Jatim) masih menjadi primadona. “Tantangan besar dihadapi jajaran pengurus daerah III DPD APTI. Selain Produksi tembakau di Jatim sangat besar mencapai 110 ribu ton per tahun, jumlah tadi merupakan 60 persen dari produksi tembakau nasional,” papar Ketua DPN APTI, Soeseno sesaat setelah agenda musyawarah daerah (Musda) yang digelar di gedung Bung Tomo Pemkab Jombang, Sabtu (10/04/21). Dengan prosentase tadi, kalau petani tembakau Jatim mogok. Maka dapat dipastikan industri rokok tidak ada atau bahkan tutup. “Dengan kondisi tadi, jika petani tembakau Jatim mogok maka pabrik rokok dipastikan tutup,” sambungnya. Dijelaskan olehnya, tembakau merupakan salah satu komoditi unggulan di Indonesia. Melalui komoditas ini pula mampu menyerap tenaga kerja, sekaligus menyumbangkan cukai. “Industri Hasil Tembakau (IHT) di Indonesia memiliki peran cukup besar terhadap penerimaan negara melalui pajak dan cukai. Selain itu, kehadiran IHT juga memberi dampak positif lain, seperti penyerapan tenaga kerja, penerimaan dan perlindungan terhadap petani tembakau dan dampak ganda yang lain,” jelasnya. Soeseno mengatakan, ke depannya tantangan organisasi APTI dan sektor pertembakauan akan semakin berat. Untuk itu, ia meminta agar jajaran pengurus APTI, utamanya di Jatim bekerja lebih giat dan bersemangat, memperkuat organisasi dan memperkuat sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. "Saya berharap, pengurus yang baru semakin baik dan solid. Organisasi ini perlu diperkuat oleh kepengurusan yang produktif dan berkesinambungan, sehingga akan ada regenerasi dan sekaligus mewarisi kultur pertembakauan di Indonesia," katanya. Dalam musyawarah daerah tersebut, Kamudi terpilih sebagai Ketua DPD APTI Jatim. Dalam forum tersebut juga dibacakan nama-nama struktur pengurus DPD APTI Jatim. Musyawarah daerah tersebut juga dihadiri 23 pengurus DPC APTI se-Jawa Timur. Hadir pula perwakilan dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Jatim. Kemudian Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab dan Wabup Sumrambah. Ketua DPD APTI Jatim Kamudi mengatakan, pihanya siap memajukan petani tembakau di Jawa Timur. Namun demikian, pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah terkat nasib petani. Pasalanya, selama ini petani tembakau seperti anak kehilangan induknya. "Duitnya diambil tapi perhatian pemerintah tida ada, Semisal alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau (DBHCHT) khusus Jatim sebesar Rp 600 miliar. Nah, 15 persen dari jumlah tersebut digunakan untuk peningkatan kapasitas petani," kata petani asal Lamongan ini. Apabila dihitung, dari porsi 15 % tadi bakal ketemu anggaran sebesar 85 miliar. Dengan pengelolahan yang optimal, APTI yakin dapat berimbas pada peningkatan kualitas petani. "Jadi ada anggaran Rp 85 miliar untuk peningkatan kualitas petani, kalau digunakan secara maksimal secara otomatis berdampak pada kemajuan petani. Itulah yang kami harapkan dari kepengurusan APTI Jatim,” pungkas Kamudi.(wan)
Sumber: