Terduga Teroris Warga Simorejo Sari Terlibat Jaringan JI

Terduga Teroris Warga Simorejo Sari Terlibat Jaringan JI

Surabaya, memorandum.co.id - Suyitno (40), warga Jalan Simorejo Sari A Gang V, yang ditangkap Densus 88 Anti Teror di tokonya di Jalan Simo Pomahan Utara II, ternyata terlibat jaringan Jamaah Islamiyah (JI). Selain Suyitno, Jumat (2/4/2021) pagi, Densus 88 Anti Teror juga mengamankanĀ RH alias AO (42), di rumahnya di Tuban. Informasinya, setelah penangkapan, Densus 88 Anti Teror kemudian mendatangi rumah Suyitno di Jalan Simorejo Sari A Gang V untuk melakukan penggeledahan. Penggeledahan ini dibenarkan Sulis (37), istri Suyitno. Ia mengungkapkan, saat itu di kamar mandi, sedangkan ibunya, Riyanti (63), di ruang tamu bersama dua anaknya yang masih kecil. Tiba-tiba 10 polisi masuk ke dalam sambil menunjukkan surat penggeledahan di rumahnya untuk mencari barang bukti. Namun Suyitno tidak ikut dibawa ke rumah saat penggeledahan. "Iya benar ada penggeledahan di rumah saya pada pukul 07.30. Sekitar 10 polisi masuk ke dalam rumah. Tidak tahu lagi di depan berapa polisi dan suami saya juga tidak terlihat," ungkap Sulis ibu dua anak ini saat ditemui di rumahnya. Wanita berhijab ini mengaku, tidak sempat membaca isi tulisan surat penggeledahan yang ditunjukkan polisi kepadanya. Kemudian polisi masuk menggeledah di kamar dan mengambil barang bukti, seperti dua buah kotak kaca, majalah islami, topi bertuliskan kalimat Lailahaillallah dan buku rekening. "Saya bingung, diam dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Karena saya fokus ke ibu (Riyanti) saya karena kondisinya mau pingsan mengetahui banyak polisi datang rumah. Jadi saya tidak fokus ke penggeledahan polisi dan fokus nolong ibu," ungkap Sulis yang terlihat mulai menitihkan air mata. Menurut Sulis, majalah yang disita petugas didapat dari lembaga yayasan amal yang diikutinya, seperti Arisalah, Umi Karena berlangganan, sehingga diberi buku itu. "Karena sering tidak dibaca, akhirnya saya berhenti berlangganan, itu pun dulu saya berlangganan," jelas Sulis. Sedangkan dua kotak kaca yang tidak ada tulisannya, masih kata Sulis, tidak tahu dari mana Suyitno. Rencananya akan dibuat menyimpan uang tabungan untuk keduanya dan keperluan mendesak. "Saat dibawa pun di dalam kotak amal tidak ada uangnya karena masih rencana untuk menyimpan uang untuk anak saya. Dan jika ada keperluan mendesak bisa ambil uang di kotak itu buat tidak bingung," ujar Sulis. Terlebih senjata seperti pedang dan senjata api? Sulis mengaku tidak punya dan tidak ada yang dibawa polisi. Keseharian dari Suyitno, Sulis mengungkapkan jika suaminya hanya membuka toko di Simo Pomahan Utara II. Berangkat ke toko pukul 07.00. Kemudian pulang ke rumah pukul 12.00, untuk menunaikan salat Zuhur. Pukul 17.00, suami kembali ke toko dan pulang pukul 21.00. "Jadi suami saya setiap hari ada dan terlihat di rumah. Tapi saya tidak tahu apa-apa lagi aktivitasnya suami saat kerja," jelas dia. Kegiatan keagamaan yang diikuti Suyitno, Sulis mengaku tidak pernah ikut organisasi apa-apa dan belajar agama di rumah saja. "Ikut kegiatan pengajian di kampung pernah, itupun datang hanya kalau diundang," kata Riyanti, ibu Sulis. Sulis berharap, jika suaminya tidak terlibat jaringan teroris atau kejahatan lainnya, mohon pihak kepolisian segera membebaskan Suyitno. Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Gatot Repli Handoko, membenarkan penangkapan terduga teroris yang dilakukan Densus 88 Anti Teror Polri, di dua daerah Jawa Timur, dengan dua tersangka, pada Jumat pagi. Dua terduga teroris yang berhasil diamankan oleh Tim Densus 88, di kawasan Simo Pomahan, Surabaya, berinisial S (41) dan di Purboyo Mayangsekar, Tuban berinisial RH alias AO (42). "Kedua terduga teroris ini ditangkap secara bersamaan pada JumatĀ  (2/4/2021) pagi, namun kedua terduga teroris ini dari dua jaringan yang berbeda, untuk S dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI), dan R-H alias A-O dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," tandasnya. Lebih lanjut, Gatot Repli mengatakan kedua tersangka yang diamankan dari dua daerah ini tidak ada kaitannya dengan pelaku teroris di Makassar dan di Mabes Polri. "Kedua tersangka ini tidak ada kaitannya dengan teroris atau pelaku bom bunuh diri di Makassar, dan pelaku penembakan di Mabes Polri," pungkasnya. (rio/fdn/fer)

Sumber: