Pakar Beberkan Empat Cara Supaya Terhindar dari Bahayanya Asap Rokok

Pakar Beberkan Empat Cara Supaya Terhindar dari Bahayanya Asap Rokok

Surabaya, memorandum.co.id - Konsumen rokok di Indonesia terbilang sangat tinggi. Menurut data dari Tobacco Atlas, Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah konsumsi rokok hingga mencapai 173 miliar batang pada 2006. Angka tersebut semakin beranjak menjadi 316 miliar batang pada 2018. Dengan jumlah yang fantastis tersebut, paparan asap rokok telah mengancam 75 persen penduduk Indonesia sebagai perokok pasif. "Rokok menjadi faktor risiko utama mengundang empat penyakit tidak menular, yaitu pembuluh darah, diabetes, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, hingga penyakit jantung," ucap Dr Siti Rahayu Nadhiroh, dosen sekaligus pakar kesehatan Universitas Airlangga, Rabu (24/3/2021). Nadhiroh, sapaan akrabnya menambahkan, rokok juga mampu mengakibatkan gangguan proses kognitif pada otak bagian depan. Atau yang dalam bahasa medis disebut prefrontal cortex. “Semakin lama menjalani kebiasaan rokok, maka semakin luas penurunan fungsi prefrontal cortex. Ini bersifat progresif dan dibawa hingga dewasa,” katanya. Dia juga menyebut, asap rokok menjadi ancaman bagi tumbuh kembang balita. Menurut Nadhiroh, keberadaan kadmium dalam asap rokok dapat mengganggu keseimbangan kadmium-zinc dan kadmium-kalsium dalam tubuh. Sehingga mengakibatkan hambatan pembentukan tulang dan memperlambat pertumbuhan panjang badan. “Paparan asap rokok, baik selama masa kehamilan maupun selama masa tumbuh kembang anak, berhubungan dengan risiko stunting. Khususnya pada negara dengan pendapatan menengah ke bawah,” terangnya. Sementara itu, Dra Arie Soeripan dari Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) Jatim menjelaskan, asap yang dihirup oleh perokok pasif turut menyerap lebih dari 4.000 senyawa kimia. Yang mana, lanjutnya, 250 jenis di antaranya dikenal sangat beracun. Parahnya, lebih dari 50 jenisnya ini dapat memicu kanker. “Terlebih lagi, paparan asap rokok tidak melalui filter. Sehingga menyebabkan gangguan kesehatan bagi yang terpapar,” ujarnya. Adapun World Health Organization (WHO) memperkirakan setidaknya terdapat 8 juta kematian yang disebabkan oleh asap rokok. Sebanyak 1,2  juta kasus di antaranya terjadi pada perokok pasif. Untuk itu, Arie Soeripan lantas membeberkan sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari paparan asap rokok. "Pertama dengan tidak berada di sekitar orang yang merokok, kedua menggunakan masker. Selain itu, mengonsumsi air putih juga dianjurkan untuk membersihkan tenggorokan dan saluran pernapasan dari asap rokok. Dan yang keempat mengganti pakaian yang terpapar asap rokok," pungkas Arie Soeripan. (mg-3/fer)

Sumber: