Belajar Daring, Nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab Siswa Semakin Hilang

Belajar Daring, Nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab Siswa Semakin Hilang

Surabaya, memorandum.co.id - Geliat pendidikan yang dipaksa daring menimbulkan sejumlah dampak. Selain kompetensi siswa menjadi turun, nilai-nilai dasar kehidupan juga mengalami kemerosotan. Itu terlihat dari banyaknya siswa SD yang kemudian pekerjaan rumah (PR) digarap oleh orang tua. Jenjang siswa SMP-SMA yang banyak menyetor tugas dari hasil copy-paste. Belum lagi pembelajaran daring melalui zoom yang juga dapat dimanipulasi oleh kalangan mahasiswa. Karolin Rista Rumandjo, M.Psi, dosen sekaligus pakar psikolog pendidikan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menilai itu sangat bahaya. Pembelajaran daring membuat pola belajar siswa semakin tidak jujur. "Tidak sedikit orang tua yang memiliki konsep bahwa nilai sekolah adalah segala-galanya. Pintar anaknya dilihat dari nilai tugas yang tinggi, padahal itu sebatas angka. Seharusnya nilai-nilai bangsa kita yang mesti jadi standart, seperti kejujuran dan tanggung jawab," jelas Karolin, yang juga sebagai Kabag Humas dan Protokoler Untag Surabaya, Senin, (22/3/2021). Sehingga menurutnya, dengan adanya pandemi ini bisa menjadi sarana intropeksi bahwa sebenarnya siswa sedang mengejar nilai (angka) atau nilai yang sesungguhnya (norma). "Saat pandemi ini jadi ketahuan, bagi yang tidak memiliki nilai-nilai kehidupan yang tepat, dia akan terlihat semakin liar. Karena itu, penting bagi guru mengawasi siswanya, memberikan pembelajaran dengan sentuhan langsung," papar Karolin. Untuk itu dia berharap, agar dunia pendidikan dapat segera pulih. Karena belajar langsung, menurutnya tidak dapat digantikan oleh online, secanggih apapun medianya. "Belajar dengan cara ketemu langsung itu tidak akan pernah bisa digantikan dengan media daring. Ketukan dibahu saat guru bilang, 'good, kamu berhasil' itu tidak bisa diganti," pungkasnya. (mg3)

Sumber: