Diancam Bunuh, Digilir, Perhiasan Dipreteli

Diancam Bunuh, Digilir, Perhiasan Dipreteli

PASURUAN - Lima pemuda tega memperkosa gadis yang masih berusia 17 tahun. Selain digilir, korban diancam bunuh dan seluruh perhiasan yang melekat juga dipreteli. Tragisnya, seorang pelaku baru dikenal Bunga melalui media sosial (medsos). Terkena bujuk rayu dan perilaku sopan, Bunga tidak menduga kalau akhirnya ia terlena hingga masuk ke jebakan maut pelaku tersebut. Dari informasi yang dihimpun, insiden itu dialami Bunga sekitar sepuluh hari yang lalu. Setelah dinodai di areal perkebunan jeruk di Desa Sungi Wetan, Pohjentrek, gadis malang ini lalu ditinggal sendirian. Beruntung,  Bunga akhirnya ditolong oleh seseorang yang kebetulan melintas di lokasi. Menurut penuturan Bunga ke polisi, seorang pelaku yang dikenalnya melalui medsos berinisial DYT (17). Bunga yang lulusan SMP itu, semula tidak menyangka jika DYT bakal menodainya. Apalagi usai perkenalan, pria tersebut berlaku sopan dan korban sama sekali tak melihat gelagat mencurigakan. Petaka terjadi pada Sabtu (25/5), ketika DYT mengajak Bunga berkencan. Pemuda asal Desa Sungi Wetan itu mengajaknya untuk malam mingguan. Ajakan DYT disambut suka cita Bunga. Setelah meminta izin orang tuanya, Bunga selanjutnya keluar bersama DYT mengendarai motor. “Anak saya minta izin mau keluar sama temannya. Karena kebetulan besok harinya saya libur kerja maka saya izinkan. Asalkan pulang tak terlalu malam,” terang NT, ibu kandung Bunga. DYT mengajak Bunga berkeliling Kota Pasuruan. Sekitar pukul 22.00, Bunga sempat meminta untuk pulang, namun DYT tidak bersedia menuruti keinginannya dan malah mengajak korban ke sebuah warung di daerah Plinggisan, Kecamatan Kraton untuk membeli minuman. Di warung itu DYT mengajak Bunga minum es. “Saya dibelikan es jus. Saya minum, dan setelah meminum itu mendadak saya pusing hingga kondisi setengah sadar. Tubuh serasa lemas semua,” cerita Bunga kepada Memorandum. Saat itulah Bunga diajak ke lahan kebun jeruk di Desa Sungi Wetan. Merasa akan diajak ke rumah DYT, hati Bunga menjadi tenang. Tapi, ternyata apa yang diharapkan gadis ini meleset. Pria yang baru dikenalnya itu malah mengajaknya ke lahan perkebunan. Bahkan, DYT merayu Bunga agar mau melakukan hubungan badan layaknya pasangan suami istri (pasutri). Tentu saja, Bunga menolak, bahkan ia nekat berontak. Karena kalah tenaga dan DYT mengancam membunuhnya, Bunga tak kuasa melawan. “Saya diancam pakai pisau dan mau dibunuh jika tidak menuruti. Saya tak mampu melawan. Apalagi di lokasi sangat sepi. Hanya sawah dan gelap membuat saya semakin takut,” imbuh Bunga. Bunga akhirnya pasrah saat pelaku ini menyetubuhinya dengan paksa. Puas menikmati tubuh korban meski hanya satu kali, DYT lalu mengajak Bunga dan dijanjikan diantar pulang. “Tapi janji itu palsu, DYT malah menghubungi empat temannya. Saya lalu diajak ke lahan sawah yang lokasinya tak jauh dari tempat pertama,” kata Bunga. Meski menangisi nasibnya, Bunga tetap digilir oleh empat teman DYT. Lagi-lagi, gadis ini tak kuasa menolak apalagi melawan. Bunga mengaku, dia sama sekali tidak mengenal empat pemuda, dan hanya mengenal DYT saja. Setelah selesai menggilir Bunga, DYT dan empat temannya kembali berulah. Seluruh perhiasan yang melekat di tubuh Bunga dipreteli, uang tunai yang dibawa korban juga digondol. “Perhiasan yang diambil para pelaku itu adalah gelang, satu anting dan uang sebesar Rp 950 ribu hasil menjual HP,” ungkap ibu Bunga. Masih menurut Bunga, setelah diperkosa ia ditinggal sendirian di lokasi. Beruntung esoknya, Minggu (26/5) korban ditolong seseorang yang kebetulan melintas . “Saya ditolong oleh orang yang kebetulan melintas di TKP. Sepertinya petani. Saya lalu diantar ke Kota Pasuruan dan diturunkan di sebuah toko waralaba di Jalan Panglima Sudirman,” terang Bunga. Senin (27/5) sekitar pukul 00.30, pihak keluarga menerima informasi melalui pesan WA dari Bunga. “Tapi saat itu, Bunga enggan pulang. Katanya dia sudah mengecewakan saya karena tidak bisa menjaga kehormatannya. Saya sudah menduga ada yang tidak beres,” beber ibu Bunga. Hingga akhirnya, Bunga berhasil diketahui posisinya. Dia lalu dijemput keluarganya. Kejadian tragis yang dialami korban kemudian dilaporkan ke Polresta Pasuruan pada Senin (27/6) sekitar pukul 14.30. Terpisah, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polresta Pasuruan Ipda Suwondo membenarkan peristiwa tersebut. Selanjutnya petugas melakukan penyelidikan hingga mampu  mengamankan DYT tanpa perlawanan di rumahnya. Dari keterangan tersangka apa yang dilakukan terhadap Bunga karena gelap mata dam khilaf. “Saat mengetahui wajah dan tubuh Bunga, mendadak ada keinginan untuk menyetubuhinya. Lalu saya punya ide untuk mengajaknya malam mingguan keluar rumah,” ujar DYT. Saat ini, polisi masih memburu empat pelaku lain yang terlibat dalam kejadian tersebut. Dari pengakuan DYT, identitas empat temannya sudah dikantongi dan tinggal menunggu waktu saja untuk ditangkap. “Empat pelaku juga sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Mudah-mudahan cepat ditangkap,” harap Suwondo. (rul/nov)      

Sumber: