Ini Rekomendasi untuk Para Goweser yang Bosen Aspal Perkotaan

Ini Rekomendasi untuk Para Goweser yang Bosen Aspal Perkotaan

Surabaya, Memorandum.co.id - Bulan Maret adalah bulan yang tepat untuk merencanakan liburan atau mengambil cuti berlibur sejenak bersama pasangan atau keluarga dari hiruk pikuk pekerjaan sembari melirik tren baru wisata hobi. Salah satu destinasi super prioritas yang digencarkan Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif saat ini adalah Candi Borobudur. Strategi ini diupayakan sebagai salah satu langkah untuk mempercepat memulihkan industri pariwisata domestik yang terpuruk sejak tahun 2020. Pada umumnya, kegiatan wisata yang biasa dilakukan jika mengunjungi Candi Borobudur adalah berkeliling kawasan candi. Tetapi, sebenarnya liburan ke Candi Borobudur tidak hanya sampai di situ saja. Bagi masyarakat yang gemar bersepeda, terdapat beberapa area kunjungan yang ramah sepeda sehingga dapat berkeliling di sekitar candi. Daerah ini masih amat asri sehingga nyaman untuk berkunjung ke berbagai destinasi desa wisata sembari auto nanjak dengan sepeda. “Bersepeda adalah salah satu kegiatan komunitas yang terbentuk semasa pandemi berlangsung. Kami melihat pertumbuhan tren bagi berbagai komunitas pesepeda dari berbagai kota untuk menjelajahi medan-medan alami nusantara bersama-sama, karena aktivitas tersebut menyegarkan pikiran dan cahaya matahari bermanfaat bagi kebaikan tubuh. Kami tentunya terus berpesan untuk tetap disiplin 5M protokol kesehatan dan mengecek regulasi terbaru dari pemerintah daerah yang akan dikunjungi, demi kenyamanan sesama pengunjung dan warga lokal,” ujar Gaery Undarsa, Co-Founder & Chief Marketing Officer tiket.com. Berikut beberapa lokasi rekomendasi bagi calon turis yang hendak merencanakan liburan bersepeda ke Candi Borobudur. Desa Wringin Putih Berlokasi sekitar 2,3 km dari area Candi Borobodur, Desa Wringin Putih menawarkan pemandangan pedesaan asri dan indah dengan latar belakang persawahan serta lanskap Bukit Menoreh. Daya tarik utama dari desa ini adalah jajaran rumah bambu yang dapat ditemui sembari menyusuri area Wringin Putih sembari bersepeda. Manfaatkan kesempatan untuk berhenti sejenak agar bisa menikmati camilan khas bernama getuk, yaitu cemilan yang terbuat dari singkong halus bercampur gula, garam, dan kelapa parut. Desa Wanurejo Destinasi wajib mampir untuk para generasi gowes kekinian! Desa Wanurejo terletak di kaki pegunungan Menoreh dan diapit antara Sungai Progo dan Sungai Sileng, sehingga pemandangan alami mempesona pun dapat memukau hati. Selagi di sini, kunjungi Museum Wayang dengan koleksi wayang terbaik nusantara. Selain itu, terdapat 694 koleksi sastra tentang perwayangan dalam berbagai bahasa, serta 83 kaset audio yang memuat rekaman pertunjukan wayang dari tahun 1971 hingga 1994. Bagi turis yang tidak membawa sepeda, maka di Balkodes Wanurejo, tersedia tempat penyewaan sepeda di Jalan Balaputradewa. Harga sewa mulai dari Rp 15.000 untuk sepeda biasa, hingga Rp 50.000 untuk sepeda gunung. Desa Majaksingi Berlokasi cukup 3 km dari Candi Borobudur, tempat rehat alami berikutnya adalah Desa Majaksingi. Kegiatan menarik selagi menghabiskan waktu di sini adalah kerajinan membuat pot dari tanah liat langsung mengikuti tutorial live dari pengrajin berpengalaman. Bagi penggemar kopi, bersiap-siap membawa pulang oleh-oleh kantong biji kopi lokal bercitarasa dan beraroma terwangi dari desa ini. Desa Tanjungsari Berjarak serupa dengan Desa Majaksingi, yaitu sekitar 3 km dari Candi Borobudur, Desa Tanjungsari memiliki latar belakang panorama pegunungan Menoreh. Penduduk desa ini bermata pencaharian utama sebagai petani cabe dan tembakau, selain itu, pembuatan tahu rumahan pun menjadi salah satu produk usaha yang pantas dilirik. Desa Tanjungsari memiliki 5 benda purbakala peninggalan histori. Dua di antaranya adalah kepala arca Buddha yang diduga sebagai bagian dari Candi Borobudur pada masa pemugaran di tahun 1907-1911. Desa Candirejo Desa yang memiliki Waroeng Rejo atau wisata air Sungai Progo ini terletak 4 km dari Candi Borobudur. Kegiatan outdoor seperti rafting pun dapat menjadi pilihan karena arus sungai yang cukup deras. Berbeda dengan rafting modern, jenis rafting di desa ini menggunakan getek tradisional. Pilihan lain bagi turis adalah merasakan pengalaman berpetualang dengan berkendara off road menyusuri sungai Progo. Semua kegiatan rekomendasi ini tidak dapat dirasakan hanya dalam 1 hari saja. Oleh karena itu, tiket.com merekomendasikan berbagai hotel di Yogyakarta yang telah mendapatkan label tiketCLEAN sebagai pilihan hotel untuk menginap. Ferdinand Siregar, Area Manager West Indonesia, tiket.com, mengungkapkan, hingga saat ini, terdapat lebih dari 660 hotel di kota Yogyakarta dan 64 hotel di Magelang yang telah mendapatkan label tiketCLEAN. Masyarakat dapat menjadikan hotel tersebut sebagai pilihan ketika hendak liburan ke Candi Borobudur. "Jumlah mitra hotel yang berlabel tiketCLEAN pun bertumbuh rata-rata 40% per kuartal. Label tiketCLEAN diberikan oleh tiket.com kepada semua mitra operator pariwisata yang telah memenuhi standarisasi protokol kesehatan dan kebersihan, sehingga aman dikunjungi oleh masyarakat,” ujarnya. Dalam upaya mendukung gerakan Kemenparekraf #DiIndonesiaAja, tiket.com pun turut menggelar tiket #DiIndonesia yang memberikan berbagai inspirasi liburan ke destinasi domestik, khususnya 5 Destinasi Superprioritas. (gus)  

Sumber: