Derita Istri Bersuamikan Lelaki Pencemburu (2)

Derita Istri Bersuamikan Lelaki Pencemburu (2)

Dibuntuti Suami Sepulang dari Tugas Penagihan

Menghadapi sikap Saiful, Irma hanya bisa mengelus dada. Ia berpikir saat ini kesabarannya sedang diuji. Mungkin ini adalah ujian hidup yang harus ia jalani. "Hari itu saya ga masuk kerja. Saya sengaja menunggu pulang Saiful. Saya berniat menyelesaikan secara baik-baik," ujarnya. Sore hari Saiful baru pulang. Irma masih melihat wajahnya menunjukkan kebencian kepadanya. Tapi, Irma menunjukkan sikap sebaliknya. "Saya sapa dia. Saya berusaha baik-baik, lha kok tangan saya langsung ditariknya hingga sakit dan melemparkan saya ke lantai ruang tamu. Sambil berkacak pinggang ia menunjuk-nunjuk saya. Ternyata benar ia cemburu. Sambil menahan sakit di tangan, saya bilang kalau saya akan keluar dari pekerjaan. Tapi dia malah tidak boleh saya keluar," jelasnya. Sejak menerima perlakuan itu, Irma dihinggapi perasaan sakit hati. Kesabarannya seakan hilang menghadapi kelakuan Saiful. Hari-hari terus berlalu, kehidupan Irma dan Saiful kian hambar. "Kami melalui hari-hari dengan hanya bertegur sapa seperlunya. Saya seperti biasa melakukan kewajban saya sebagai istri. Dan dia sebagai suami," ungkapnya. Waktu terus berlalu, akhirnya terjadilah suatu peristiwa yang mengerikan. Saat itu, saya mendapat tugas dari kantor untuk menagih pelanggan yang terlambat membayar angsuran utang karena sudah tiga bulan jatuh tempo. "Waktu itu saya diantar teman bernama Yudi menggunakan sepeda motor. Di perjalanan saya tidak merasakan firasat apa-apa. Sesampai di tujuan, saya pun melakukan penagihan seperti biasa. Namun celakanya, waktu pulang menuju kantor, ternyata saya sudah diikuti teman suami. Saya yang tidak sadar akan hal itu langsung kaget ketika tiba-tiba sepeda moto yang kami kendarai dipotong langsung oleh suami saya," kata Irma. Mengetahui yang memotong laju kendaraan adalah Saiful, Irma langsung turun dan menghampirinya. Tanpa menghiraukan Irma, Saiful langsung memukulkan helmnya ke kepala Yudi. Pada saat menerima pukulan itu Yudi langsung roboh bersama sepeda yang mereka kendarai. "Saya sampai teriak-teriak sudah Mas, sudah, tapi suami saya sepertinya sudah gelap mata. Yudi dipukuli terus-menerus sampai helmnya lepas. Tak berhenti di situ, Yudi terus dipukuli wajahnya dan ditendangi. Saya yang berusaha melerai tak kuasa menahannya, karena Saiful tinggi besar. Bahkan saya kena tampar," ungkapnya. Akhirnya datang pertolongan dari beberapa warga yang sedang berada di lokasi itu. Saiful langsung diamankan. Selang beberapa saat, datanglah polisi yang kemudian membawa Saiful pergi. "Warga lalu memanggil mobil ambulans untuk membawa Yudi ke rumah sakit. Dan, saya menyusul Saiful ke kantor polisi. Di hadapan polisi, dia mengaku khilaf memukuli Yudi. Karena merasa cemburu saya dibonceng oleh Yudi," jelas dia. Saiful akhirnya ditahan. Irma kemudian mendatangi Yudi di rumah sakit. Menurut keterangan dokter, Yudi menderita luka berat. Pelipis robek dan retak tulang kelopak mata. Tak hanya itu, Yudi juga mengalami retak rahangnya. "Melihat kondisi Yudi, saya merasa tak tega. Ia tidak salah apa-apa, namun harus menerima kebiadaban suami saya. Sejak saat itu, yang ada di hati saya adalah kebencian terhadap Saiful. Saya tidak akan memaafkannya. Saya mau minta cerai," kata Irma. (mg5/jos, bersambung)     Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih  

Sumber: