Dandim 0824 Jember Pastikan Tidak Ada Pengungsi Terlunta-Lunta

Dandim 0824 Jember Pastikan Tidak Ada Pengungsi Terlunta-Lunta

Jember, Memorandum.co.id - Komandan Kodim (Dandim) 0824 Jember Letkol Inf La Ode Muhammmad Nurdin menegaskan bahwa penanganan pengungsi korban bencana banjir sudah sangat baik. Bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Jember terdapat di beberapa daerah, diantaranya di Kecamatan Gumukmas, Wuluhan, Kencong, Tanggul, Puger dan Ambulu. "ketinggian air mencapai 20 hingga 40 cm, beberapa jam kemudian air sudah surut, sehingga warga terdampak tidak ada yang mengungsi, namun tetap di rumah masing-masing," ungkpanya, Minggu (17/1/2021). Sedangkan di Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo kata La Ode memang berbeda permasalahannya, banjir yang terjadi akibat jebolnya tanggul (dam) yang berada di Desa Andongrejo dan mengalir ke Sungai Curah Nongko. Akibatnya sungai tidak menampung karena debit air terlalu besar. "Sehingga air meluap ke area perkebunan dan perkampungan warga Desa Wonoasri," kata mantan Dandim 0831 Surabaya Timur. Jadi, tentang adanya berita ada ribuan pengungsi terlunta-lunta di media jelas Dandim, itu tidak benar, karena sejak kejadian pihaknya bersama anggota Koramil bersinergi dengan Polsek Jember, BPBD Jember, Tagana, relawan dan PMI Jember serta komponen lain masyarakat Desa wonoasri. Bahkan, pihak tanggap bencana dari Kabupaten Jember mendirikan dapur umum serta menyediakan bahan makanan termasuk petugas penanggulangan dan relawan. “Banjir yang terjadi di desa Wonoasri terjadi pada Kamis (14/01/2021) sekitar pukul 04.00 WIB, sorenya saya turun ke lapangan menemui pengungsi maupun petugas penanggulangan dan pada sekitar pukul 17.00, pengungsi ada 100 orang yang terdaftar di aula Balai Desa Wonoasri," jelasnya. Sejak saat itu lanjut Dandim, bantuan prasarana evakuasi dan sarana pengungsian serta bahan makanan langsung berdatangan dari BPBD, PMI Jember, Lazismu, REI Jember dan berbagai organisasi masyarakat Jember, sehingga pengungsi tidak sampai kekurangan. "Saya tegaskan kembali, tidak benar kalau pengungsi sampai terlunta-lunta,” tegas lulusan Akmil tahun 2001. Lebih lanjut Dandim menjelaskan, warga terdampak banjir luapan dari 6 kecamatan memang ribuan, namun mereka tidak sampai mengungsi, mereka sudah didata, bahkan Koramil sejak kejadian sudah turun ke lapangan untuk melakukan pendataan dan tanggap bencana bersama dengan komponen yang lainnya. "Hanya yang di Desa Wonoasri ini yang jumlah pengungsi 100 orang , itu pun tidak seluruhnya, sebagian besar 814 orang terdampak memilih tinggal di rumahnya masing-masing," bebernya. Untuk itu, sambung Dandim, terkait dengan bencana alam ini seyogyanya semua pihak prihatin dan ikut membantu. "Kalau ada materi bantu dengan materi, kalau ada ide atau solusi bantu dengan solusi, kalau tidak punya apa apa bantu saja dengan do’a, sehingga permasalahan yang menimpa saudara kita dalam bencana Wonoasri dapat segera teratasi, dengan saling mendukung dan suport satu sama lain," pungkasnya. (edy)

Sumber: