Situs Bedander Diyakini Tempat Persembunyian Raja Jayanegara

Situs Bedander Diyakini Tempat Persembunyian Raja Jayanegara

Jombang, memorandum.co.id -- Di wilayah Kabupaten Jombang diyakini ada tempat persembunyian Raja Jayanegara. Tepatnya di Dusun Bedander, Desa Sumbergondang, Kecamatan Kabuh. Di tempat tersebut, terdapat situs yang bernama Situs Bedander. Yang lokasinya di perbukitan Jladri. Situs Bedander inilah, tempat yang diyakini sebagai persembunyian Raja Jayanegara ketika terjadi pemberontakan di Kerajaan Majapahit. Untuk memasuki lokasi situs yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan ini, dibutuhkan tenaga yang cukup menguras tenaga. Pasalnya, medan jalan yang menanjak dengan ketinggian 65 mdpl. Sebelum memasuki lokasi, orang-orang yang hendak menuju situs harus berjalan kaki menyusuri persawahan dan area hutan yang jaraknya sekitar satu kilometer. Sehingga tak mungkin dilewati dengan kendaraan bermotor. Namun, keberadaan Situs Bedander sebagai tempat persembunyian Raja Jayanegara, sempat menjadi perdebatan di kalangan budayawan maupun ahli arkeolog. Karena Situs Bedander juga ditemukan di wilayah Bojonegoro, di Kecamatan Dander. Seorang budayawan setempat, Dian Sukarno mengatakan, bahwa Situs Bedander diyakini sebagai tempat persembunyian Raja Jayanegara, Raja Majapahit kedua. Karena bangunan purbakala yang ada di lokasi itu, strukturnya merupakan sisa bangunan pemukiman Jayanegara. "Itu adalah tempat persembunyian Prabu Jayanegara ketika terjadi pemberontakan oleh Ra Kuti di Keraton Majapahit sekitar tahun 1319 Masehi. Gajah Mada sebagai pengawal raja, bersama 15 pasukan membawa raja bersembunyi di Bedander," katanya. Dian menegaskan, jika dirinya masih meyakini Situs Bedander, di Dusun Bedander, Desa Sumbergondang, Kecamatan Kabuh merupakan tempat Jayanegara menyembunyikan diri semasa kerajaannya terjadi pemberontakan. "Karena syaa yakin atas dasar cerita turur dan sejumlah peninggalan arkeologi di lokasi Bukit Jladri, Desa Sumbergondang. Kalau Bedander Jladri itu berdasarkan etnografi atau cerita rakyat itu ada, dari etnoarkeologi itu juga ada," tegasnya. Kemudian, lanjutnya, ada peninggalan situs-situsnya seperti masih adanya pager banon. Sementara di Bedander, Bojonegoro, tidak ada seperti itu. "Saya menduga, di Bojonegoro itu tempat industri alutsistanya Majapahit di era Mpu Nala," katanya. Sementara itu, Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho menerangkan, bahwa kisah Raja Jayanegara bersembunyi di Bedander itu, tercatat dalam Kitab Pararaton. "Sekitar pada tahun 1319 Masehi, terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Ra Kuti kepada Kerajaan Majapahit, yang saat itu dipimpin Raja Jayanegara. Ra Kuti merupakan seorang Dharmaputra atau pejabat kerajaan," terangnya. Wicak mengungkapkan, jika Situs Bedander itu kaitannya dengan Nama Bedander. Itu pernah menjadi tempat pelariannya Raja Jayanegara saat keratonnya diserang. Dan yang menyelamatkan itu adalah pasukan Bhayangkara yang diketuai Gajah Mada. "Situs Bedander di Jombang ini pernah diteliti oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sekitar tahun 2008. Dalam penelitian itu, ditemukan bekas-bekas pemukiman di lokasi yang diyakini tempat Raja Jayanegara bersembunyi," umgkapnya. Selain itu, papar Wicak, di lokasi juga ditemukan sejumlah benda purbakala berupa umpak, struktur bangunan dari bata maerah kuno, hingga fragmen porselen dari masa Song hingga Dinasti Yuan. "Yang jelas, itu ada bekas-bekas pemukiman, ada umpak ada struktur. Mungkin di situ dulu ada pemukiman, entah itu perkampungan begitu ya. Tapi Bedander itu kalau benar, lebih ke seperti kedaton kecil dari penguasa daerah situ. Cuman belum dieksplor lagi sih," pungkasnya. (yus/udi)

Sumber: