Meski DIPA Kecil, BNNK Surabaya Capai Hasil Maksimal

Meski DIPA Kecil, BNNK Surabaya Capai Hasil Maksimal

Surabaya, memorandum.co.id  - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya menggelar kegiatan analisa dan evaluasi (anev)bertempat di kantornya, Jalan Ngagel Madya V No 22, Surabaya, Jumat (11/12/2020). Kegiatan ini dihadiri Kepala BNNK Surabaya AKBP H Kartono didampingi oleh Penyuluh Narkoba Ahli Muda, Badi Supraktikno,  Perawat Seksi Rehabilitasi Agus Khoirul Huda, serta Penyidik Pratama Ipda Aman Hasta. Kepala BNNK Surabaya Kartono, dalam acara tersebut menyampaikan terkait kegiatan yang dilakukan oleh jajarannya untuk menjaga dan melindungi masyarakat Surabaya dari kejahatan narkotika. "Dalam setahun ini, jajaran kami telah melakukan berbagai kegiatan untuk menekan peredaran dan penggunaan narkoba. Yang terutama adalah melakukan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (PG4N)," tutur Kartono. Untuk secara rinci terkait PG4N tersebut, Kartono menyerahkan kepada para kepala seksi yang hadir untuk memaparkan capaian kerjanya. Aman Hasta, penyidik pratama, menjelaskan meskipun daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) yang diterima  BNNK Surabaya tergolong kecil, akan tetapi pihaknya mampu melampaui target yang sudah ditargetkan oleh pusat. "Meskipun DIPA kita kecil, dan dalam satu tahun kita diwajibkan 2 LKN atau kalau dalam kepolisian itu LP. Alhamdulillah kita bisa ungkap 12 kasus, dengan total tersangka 12 orang semuanya pengedar sedangkan barang bukti berupa sabu 147 gram," jelas Aman. Bahkan, Aman mengaku, ada pelimpahan kasus ke Polsek karena DIPA BNNK Surabaya sudah habis. "Karena DIPA kita sudah habis. Dan kita sudah melakukan penangkapan, oleh karena itu kita limpahkan ke polsek," kata dia. Sedangkan Agus Khoirul Huda, perawat dari seksi rehabilitasi, menerangkan untuk tahun ini, pihaknya mendapat jatah sebanyak 40 orang untuk merehabilitasi tersangka. "Karena kita dibatasi anggaran yang ada kita diberi kuota layanan rehabilitasi 40 orang. Akan tetapi, berkat dukungan beberapa pihak kami bisa merehabilitasi 94 orang," terangnya. Agus menambahkan, untuk rehabilitasi BNNK Surabaya bekerja sama dengan beberapa tempat rehabilitasi, baik itu milik pemerintah atau lembaga rehabilitasi atau komponen masyarakat. "Karena adanya pandemi ini, kita mengirimkan pasien rehabilitasi hanya keenam tempat saja,"tukasnya. Sementara itu, Badi Supratikno, Penyuluh Narkoba Ahli Muda, membeberkan capaian kerjanya dalam melakukan kegiatan P2M. Ia mengaku meskipun DIPA minim, pihaknya mampu melampaui target yang ditentukan. "Total kegiatan yang didukung oleh DIPA itu cuma 27. Padahal, BNNK Surabaya telah melakukan kegiatan sebanyak 100 kegiatan," bebernya. Semua kegiatan yang telah dilakukan, Badi mengaku tidak cukup menjangkau seluruh warga Surabaya. Kegiatan tersebut hanya mencapai tidak lebih dari separuh warga. Selain itu, pelaksanaan tes urine tidak didukung oleh DIPA. Akan tetapi, BNNK Surabaya telah melakukan kegiatan tes urine 911 orang untuk tes screening. "Kami tak butuh anggaran. Kami butuh dukungan. Karena warga Surabaya butuh sosialisasi pencegahan bahaya terhadap kejahatan narkoba," kata dia. Badi berharap Pemkot Surabaya, dalam hal ini setiap OPD, dapat diberikan pembinaan teknis (bintek) yang diberikan oleh BNNK Surabaya. Agar Pemkot Surabaya dapat tanggap terkait instruksi presiden. "Agar dapat memberikan pemahaman kepada Pemkot Surabaya supaya tanggap terhadap instruksi presiden,"ujarnya. Sementara itu, di akhir kegiatan, Kartono, menyampaikan BNNK Surabaya bakal me-launching kegiatan "Kampung Bersinar" pada 2021. "Insya Allah kita akan launching "Kampung Bersinar" pada tahun depan. Harapan kami masyarakat Surabaya bisa terlindungi dari kejahatan narkoba di segala usia," tandasnya. (mg-5/udi)

Sumber: