Istri Prajurit Ini Bantu Ibu Melahirkan Secara Darurat di Pasar Pabean

Istri Prajurit Ini Bantu Ibu Melahirkan Secara Darurat di Pasar Pabean

Dalam Keadaan Darurat dan Alat Perlindungan Minim, Bayi Lahir Sungsang

Aksi heroik ditunjukkan Siti Indriyani, bidan yang bertugas di Dinas Kesehatan Koarmada II. Wanita berhijab ini, berhasil membantu seorang ibu melahirkan di Pasar Pabean. Yang membuat heboh, saat ini peristiwa terjadi saat sang bidan sedang belanja di pasar tersebut. Oleh : Oskario Udayana Waktu itu, Senin (9/11), jarum jam menunjukkan pukul 12.30. Siti sedang belanja untuk kebutuhan kantor di Pasar Pabean. Tiba-tiba terdengar suara histeris perempuan minta tolong. Siti yang sedang asyik memilih bahan belanjaan,  mendadak dikagetkan suara histeris wanita. Kemudian dia menghampiri asal teriakan dengan menerobos kerumunan massa. Diketahui, perempuan tersebut bernama Siti Romlah, warga Jalan Pesapen, Pabean Cantikan, Surabaya, yang hendak melahirkan dan terlihat kesakitan, namun tidak ada yang berani menolongnya. Naluri Siti sebagai bidan terpanggil karena ibu yang hamil tersebut, sepertinya akan melahirkan darurat. Meski alat pelindung diri (APD) minim dan tidak didukung alat kebidanan, Siti spontan memberikan pertolongan persalinan karena urusannya nyawa. "Saat memberikan pertolongan bayinya sungsang dan sudah terlihat satu kakinya keluar," ungkap Siti Indriyani, yang merupakan istri dari Serda Rudi Hermanto, yang sehari-hari berdinas di KRI Cakra-401 Satuan Kapal Selam Koarmada II. Meski tergolong sulit, tidak mengurangi semangatnya untuk menolong persalinan Romlah. Awalnya, Siti mengupayakan agar kedua kaki bayi keluar lebih dulu dari perut. Setelah berhasil, dia lalu melanjutkan proses mengeluarkan perut dan bahu. Saat keluar, diketahui lehernya terlilit tali pusar sebanyak tiga lilitan, sehingga membutuhkan waktu lama lagi. Kemudian Siti merenggangkan lilitan satu demi satu hingga akhirnya bayi berhasil keluar dengan sempurna. Akan tetapi, perjuangan bidan Siti belum selesai. Sebab, ada tanda hipoksida dan tidak menangis. "Saya kemudian melakukan upaya melakukan upaya pertolongan resusitasi jantung dan memberi rangsangan dengan menepuk-nepuk punggung bayi, serta menghangatkan tubuh bayi dengan kain seadanya yang ada di sekitar," beber Siti. Setelah kurang lebih 15-25 menit, upaya pertolongan bayi tersebut mulai tersedak akibat minum ketuban dan menangis kencang. Siti dan Romlah serta warga yang melihat di lokasi kejadian bernafas lega. Setelah bayi lahir utuh, dilanjutkan proses melahirkan (ari-ari), namun karena tidak ada pisau yang aman dari infeksi, Siti memutuskan merujuknya Rumah Sakit (RS) Muhamadyah Surabaya, dengan dibantu warga dan Babinsa menggunakan  kendaraan roda tiga. Setelah berhasil menolong Romlah dan bayinya, Siti kembali ke kantornya di Dinkes Koarmada II untuk melanjutkan bekerja. Sepulang dari kantor, Siti baru menyempatkan menjenguk ibu dan bayinya. "Alhamdulillah, sehat Ibu dan bayinya sedang ditunggui suaminya. Mereka mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya. Dan wujud syukur kedua orang tua bayi minta diberikan sebuah nama dari saya," ujar Siti. Lantas Siti kemudian memberikan nama kepada sang bayi "Wira Ananta Rudira", yang tiada lain adalah motto Satsel tempat suaminya berdinas. Setelah berhasil menolong ibu melahirkan, Siti menjalani rapid tes dan swab. "Alhamdulillah hasilnya non reaktif ," jelas Siti. Perjuangan dan ketulusan Siti ini mendapatkan apresiasi dari Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan. Pujian ini disampaikan melalui Kadiskes Koarmada II Kolonel Laut (K) dr. I Ketut Tirka Nandaka. "Apresiasi positif tindakan terpuji yang dilakukan oleh Bidan Siti Indriyani dan berharap hal serupa, juga dilakukan oleh seluruh prajurit dan PNS Koarmada II untuk peka terhadap kesulitan masyarakat di sekeliling, dan menjunjung budaya saling tolong menolong dimana pun berada," kata dr Ketut. (*)

Sumber: