Ketika Kaum Pembantu Berebut Kehangatan Juragan Lelaki (1)
Reporter:
Agus Supriyadi|
Editor:
Agus Supriyadi|
Selasa 10-11-2020,10:10 WIB
Berkualitas Sekelas Personel Duo Serigala dan Trio Macan
![](https://memorandum.co.id/wp-content/uploads/2020/11/kaum-pembantu1.jpg)
Namanya sebut saja Astuti (34, samaran). Dia tahanan di salah satu polsek. Tuti ditangkap karena kasus pencurian.
Memorandum tertarik menuliskan kisahnya lantaran melihat foto dia yang wow… hem…
“Dia seorang pembantu,” kata polisi jaga.
“Pembantu? Masa?” tanya
Memorandum setengah tak percaya. Lha bagaimana bisa percaya,
wong prejengan Tuti
gak mbabu blas. Kualitas penampilannya lebih mirip personel Duo Serigala, Trio Macan, dan 2Kobra yang goyangannya super maut.
Polisi tadi bercerita bahwa Astuti pada dasarnya memang bukan pembatu. Dia terapis di sebuah panti pijat. Tuti jadi pembantu atas pengaruh teman sedesanya, sebut saja Nanik,
Nanik inilah yang asli pembantu. Ia bekerja di rumah seorang
priyayi, “Rupanya si juragan mata kranjang. Namun bukan Nanik yang digoda, melainkan pembantu sebelah rumah.”
Nanik sering melihat juragan lakinya main mata dengan pembantu sebelah, sebut saja Parem. Celaka, bukannya menghindar atau marah
digodain, Parem malah menanggapi godaan dengan bersikap genit.
Tidak hanya main mata, juragannya, sebut saja Pak Candra, juga main
lolilat-toliletan. Colek-colek barang antik Parem. Yang
nyenggol dadalah, yang
nyiwel bokonglah, yang
nyuwik pupu-lah, dll dsb dst.
Akhir-akhirnya Nanik malah melihat Pak Candra melompat tembok pagar belakang dan
munduk-munduk masuk kamar Parem. Di dalam, apalagi yang mereka lakukan kalau bukan hohohihe.
Nanik pernah menghitung juragannya yang cukup lama
ngendon di kamar Parem. Lebih dari dua jam mulai pukul 01.00 hingga terdengar
tarhim dari masjid perumahan. Entah sampai berapa ronde Parem dihohohihe.
Nanik senewen. Dia sakit hati karena dilihat dari sisi mana pun, dia sejatinya lebih syantik ketimbang Parem.
Gitu lho, juragannya kok lebih memilih Parem. Memang
sih, harus diakui mereka sama-sama tidak syantik, tapi dirinya lebih lumayan
dikit.
Kesenewenan Nanik bertumpuk-tumpuk hingga berubah jadi cemburu. Terutama bila pagi-pagi melilat Parem mengeringkan rambut setelah malamnya disambangi Pak Candra.
Yang lebih bikin syakit hati, Parem sengaja mengeringkan rambut di depan Nanik sambil bernyanyi-nyani. Sambil
senyam-senyum
ngenyek. Andai berani, Nanik ingin melemparkan botol kecap ke wajah Parem. Biar mampus.
Nanik pernah sengaja bikin keributan agar juragan Parem bangun dan memeriksa kamar Parem. Dengan begitu, maka permainan Parem vs Pak Candra terbongkar dan tidak terulang lagi.
Dia menjatuhkan panci dari
loteng belakang rumah. Suaranya yang
gedembrang-gedembreng terdengar sangat nyaring. Tidak hanya juragan Parem yang terbangun, melainkan juga banyak tetangga lain dan juragam perempuan Nanik.
Tapi, dari sekian banyak orang yang terbangun, tidak ada satu pun yang mengerti isyarat yang diberikan Nanik. Mereka hanya melongokkan wajah keluar pintu atau keluar jendela, setelah itu masuk lagi dan tidur. Sebagian malah sempat berteriak memarahi Nanik. (bersambung)
Penulis :
Yuli Setyo Budi
Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih
Sumber: