Masuki Musim Hujan, BPBD Kabupaten Kediri Pantau 9 Kecamatan Rawan Longsor
Kediri, memorandum.co.id - Memasuki musim hujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mulai memetakan dan memantau kawasan rawan bencana tanah longsor. Pemantauan ini sekaligus sebagai upaya meminimalkan jatuhnya korban jiwa. Kepala BPBD Kabupaten Kediri Slamet Turmudi mengatakan, pemantauan dan pemetaan dilakukan untuk mengedukasi masyarakat. Jika hujan turun lebih dari tiga jam di wilayah rawan longsor, hendaknya perangkat desa dan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) di masing-masing wilayah mengajak warga waspada. "Perangkat desa kami imbau juga siapkan kantor desa untuk sementara tempat mengungsi jika terjadi tanah longsor,” ujar Turmudi. Slamet Turmudi menambahkan, edukasi ini dilakukan BPBD Kabupaten Kediri bersama TSBD berdasar pengalaman tahunan yang terjadi. Karena warga yang bermukim di kaki bukit Wilis dan Gunung Kelud seringkali lahannya longsor. Memang sejauh ini tidak ada korban jiwa, namun menjaga kemungkinan yang terjadi adalah hal terbaik. "Kami bersama-sama mengedukasi warga dan jika suasana seperti saat ini perangkat desa dan TSBD, siaga penuh di balai desa sebagai posko siaga bencana. Kita juga pantau kawasan rawan banjir di beberapa desa di wilayah Kecamatan Banyakan, Grogol dan Tarokan,” ungkapnya. Hasil pantaun BPBD Kabupaten Kediri, ada sembilang wilayah rawan longsor tersebar di sembilan kecamatan. Yakni di Kecamatan Mojo yang rawan longsor adalah wilayah Desa Ngetrep, Blimbing dan Petungroto. Di Kecamatan Semen yang rawan longsor di Desa Kanyoran, Selopanggung dan Pagung. Di Kecamatan Banyakan, ada di Desa Parang dan Tiron. Di Kecamatan Grogol yang rawan longsor adalah Dusun Kalibago Desa Kalipang, dan beberapa dusun di kaki gunung Wilis wilayah Kecamatan Tarokan. Untuk daerah di kaki Gunung Kelud, yang rawan longsor ada di wilayah Kecamatan Kandangan, Kecamatan Puncu, Kecamatan Kepung dan Kecamatan Ngancar. (mis/mad/udi)
Sumber: