Resonansi Asmara SPG Syantik, Lemah Lembut, dan Seksi (1)

Resonansi Asmara SPG Syantik, Lemah Lembut, dan Seksi (1)

Diam-Diam hendak Mencuri Cium Pipi Wulan dari Belakang

Seorang pemuda, sebut saja Arifin (31), begitu terpikat Wulan (27, samaran) yang lemah lembut, syantik, dan bertubuh aduhai. Perpaduan wajah, lekuk tubuh, dan gayanya menimbulkan resonansi asmara yang kuat, terutama bagi Arifin. Saking kuatnya resonansi tersebut, setiap pandangannya menimbulkan bayangan Wulan. Setiap mimpinya memantulkan silhuet gemulai SPG (sales promotion girl) ini. Tidak ada desah napas tanpa disertai kerinduan. “Aku jatuh cinta pada pandangan pertama,” kata Arifin kepada teman kerjanya yang keponakan Memorandum, sebut saja Wahyudi, di rumah, beberapa waktu lalu. Arifin lantas bercerita, pertemuan mereka terjadi saat dirinya melihat pameran mobil  di sebuah mal. Saat itu Wulan yang malayaninya. Pertama Arifin terpana kecantikan dan lekuk tubuhnya yang ehem. Selanjutnya pemuda yang bekerja di perusahaan pelat merah itu hanyut oleh gaya bicara Wulan yang lembut. Thes-thes-thes… menarik dan mudah dipahami. Singkat dan padat tidak seperti gaya sales yang umumnya justru membosankan. Selanjutnya terjadi dialog. “Andai Bapak nanti tertarik salah satu mobil yang kami pamerkan, hubungi Wulan di nomor ini,” kata Wulan sambil memberikan kartu nama. Waktu itu Arifin sempat menggoda, “Masak masih muda gini dipanggil bapak?” “Ya deh. Mas. Maaf, Mas siapa?” “Arifin,” kata Arifin sambil mengulurkan tangan untuk menyalami Wulan. Tidak diduga, Wulan menarik tangannya sambil membalas perkenalan Arifin. “Maaf. Wulan,” sambil mengatupkan kedua telapak tangan di dada. Keesokan harinya Arifin langsung menghubungi Wulan. Tidak bicara soal mobil, melainkan ajakan makan siang. “Itu pun kalau Mbak Wulan bersedia. Kalau ya, nanti kujemput di tempat kerja Mbak,” kata Arifin agak ragu. Ternyata Wulan tidak bersedia. “Bukannya saya menolak, tapi masih banyak pekerjaan,” kata Wulan santun. Arifin tidak putus asa. Ajakan serupa disampaikan keesokan harinya. Kembali ditolak. Begitu terus sampai empat kali. Baru pada ajakan kelima, Wulan bersedia memenuhi ajakan makan siang Arifin. “Ternyata Wulan benar-benar cewek yang bisa menjaga diri,” cerita Arifin kepada Wahyudi. “Ya bagus kalau begitu. Kamu tertarik kan?” balas Wahyudi. Arifin tersenyum, “Suatu saat akan kukenalkan.” Arifin semakin dekat dengan Wulan. Tiap hari dia jadi pengantar-jemput yang tidak pernah mengecewakan. Arifin amat menghormati Wulan karena perempuan ini pandai menjaga diri. Suatu hari Arifin hendak mencuri cium pipi Wulan dari belakang. Saat itu mereka sedang nonton bioskop. Dan, kesempatan itu datang ketika Wulan yang berjalan di samping Arifin terpeleset jatuh. Ketika menolong Wulan untuk bangun, Arifin sengaja mendekatkan bibirnya ke pipi Wulan. Tapi, apa yang terjadi? (bersambung)       Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih

Sumber: