Hadiah Joke untuk DPR

Hadiah Joke untuk DPR

Oleh: Ali Murtadlo Ada "hadiah" dari rakyat untuk DPR yang baru menghadiahi Omnibus law. Mulai dari iklan Gedung DPR dijual murah sampai berbagai plesetan makna wakil rakyat. Inilah Gedung DPR paling murah yang diiklankan di Tokopedia dan Shopee. Dijual hanya Rp 100. Termasuk isinya, juga anggotanya. "Edisi tak terpakai. Jual cepat Kantor DPR beserta anggotanya". Iklan seru ini langsung diturunkan oleh manajemen Tokopedia. "Kami akan menindak keras terhadap segala penyalahgunaan platform Tokopedia," kata External Communication Senior Lead Tokopedia Ekhel Chandra Wijaya kepada Kompas.com. Tak hanya di Tokopedia, juga di Shopee. Lebih mahal sedikit. Rp 5.000. Bunyi iklannya: Gedung DPR MPRI RI Beserta Persetan di Dalam. Sekjen DPR Indra Iskandar menanggapinya. Dia menilai tindakan publik seperti mengiklankan penjualan Gedung DPR sebagai guyonan yang tidak tepat. "Ini joke yang tidak pada tempatnya," kata Indra dalam konferensi persnya. "Ekspresi kekecewaan," kata peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia Lucius Karus mengomentari guyon penjualan Gedung DPR itu. "Jangan dianggap biasa. Ini kekecewaan yang luar biasa," tambahnya. Situs resmi DPR juga diretas. Diplesetkan apa? Dewan Pengkhianat Rakyat. Meski tidak langsung, Cak Nun juga mengingatkan agar pejabat termasuk DPR tidak kejam kepada rakyat. "Apa alasan kamu kok begitu kejam kepada rakyat. Kamu pernah menderita apa, berjuang apa, tirakat apa kok tega-teganya jahat kepada rakyat," kata budayawan asli Jombang bernama lengkap Emha Ainun Nadjib ini. Ada yang "membela" DPR. Pembelaan sarkastik. Katanya, bukankah mereka sudah mewakili kita. Lihatlah joke-nya: "Rakyat mau kaya, kami sudah wakili." "Rakyat mau gaji tinggi, kami sudah wakili." "Rakyat mau mobil mewah, kami sudah wakili." "Rakyat mau rumah mewah, kami sudah wakili." "Rakyat mau pelesiran ke Luar Negeri, kami sudah wakili." Kira-kira wakil kita tersindir tidak ya? Hati nuraninya bagaimana ya? Wakil rakyat, tapi yang diwakili merasa sama sekali tak diwakili, malah disakiti. Buktinya mereka kini memperjuangkan nasibnya sendiri, meski berhadapan dengan Polri. Gedungnya yang diiklankan murah itu, kini dijaga polisi. Rakyat belum boleh menengoknya lagi. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: