Tiga Kiai Annuqayah Berpaling dari Kiai Fikri
Sumenep, memorandum.co.id - Keputusan mengejutkan datang dari keluarga besar Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk Sumenep. Tiga orang kiai dari pesantren itu secara tegas mendukung pasangan calon (paslon) Achmad Fauzi-Nyai Hj Dewi Khalifah pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep 2020. Tiga kiai Annuqayah yang mendukung paslon Fauzi-Nyai Eva adalah KH Muqsith Idris, KH Hazmi Basyir, dan Kiai Sauqi Ishomuddin. Padahal salah seorang pengasuh PP Annuqayah sendiri yaitu Kiai Ali Fikri Warits menjadi calon wakil bupati mendampingi jagoan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Fattah Jasin. Yang menarik, KH Hazmi saat ini masih menjabat Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Sumenep. Ternyata ada beberapa alasan kiai-kiai itu tidak mendukung Kiai Fikri. Di antaranya, karena kecewa dengan oknum pengurus PKB dan imbas gagalnya adik kandung Kiai Fikri yaitu KH A Salahuddin A Warits (Ra Mamak) menjadi calon bupati. KH Hazmi menuturkan, mendukung pasangan Fauzi-Nyai Eva (Ziva) adalah keputusan terbaik. Ia mengaku awalnya mendukung Ketua DPC PPP Sumenep, Ra Mamak sebagai calon bupati. Ketika Ra Mamak sudah tertutup jalannya maka KH Hazmi secara tegas mengatakan bahwa komitmen itu tidak bisa dipertahankan. “Mungkin sebagian besar (keluarga besar Annuqayah, red) akan golput. Tapi saya sebagai politisi meski kelas kampung, tidak mungkin golput. Saya punya syahwat politik yang harus disalurkan,” tegas putra almarhum KH Basyir A Sajjad tersebut. Meski masih menjabat Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Sumenep, KH Hazmi dengan tegas mengaku tidak akan mendukung paslon yang diusung PKB di Pilbup Sumenep mendatang. “Saya tidak mungkin memilih PKB, karena terkait oknum pengurus partai pada institusi kami Annuqayah berbuat yang tidak semestinya. Padahal kami harapkan untuk tidak dilakukan, tetapi permintaan kami ditolak,” ungkap KH Hazmi. Salah seorang pengasuh Ponpes Annuqayah daerah Latee itu menuturkan, waktu itu menawarkan Ra Mamak kepada PKB dan PPP. Alasannya, selain Ra Mamak adalah ketua DPC PPP Sumenep, juga dinilai lebih jelas ke-NU-annya dibandingkan Fattah Jasin. Kalau mereka tidak mau, KH Hazmi meminta tidak usah mengambil calon yang lain (keluarga besar Annuqayah, red) karena itu dianggap akan memecah hubungan keluarga. Bahkan KH Hazmi sempat mempersoalkan surat rekom yang tidak turun kepada Ra Mamak selaku kader PPP sendiri. Padahal ia dulu gerilya sampai ke pengurus DPC, DPW hingga DPP PKB, tetapi tidak ada respons. “Suara kami tidak didengar. Kemudian kakaknya Ra Mamak (Kiai Ali Fikri Warits, red) yang diambil. Jadi kami tersinggung,” imbuh dia. “Kalau tidak bisa Ra Mamak, kiai di Annuqayah jalan sendiri-sendiri. Memang sejak dulu Annuqayah tidak mungkin satu suara. Tetapi perbedaan itu biasa,” tandas KH Hazmi. Sementara itu, Ketua Dewan Masyayikh PP Annuqayah KH Muqsith Idris mengaku sudah melaksanakan salat istikharah sebelum memantapkan dukungan kepada paslon Fauzi-Nyai Eva. “Saya sudah bilang mudah-mudahan dapat nomor urut satu. Saat istikharah sudah terlihat pak Fauzi pasti nomor satu,” ujar KH Muqsith. (aan/fer)
Sumber: