Sejarah Mencatat Petahana Sulit Ditumbangkan

Sejarah Mencatat Petahana Sulit Ditumbangkan

Jember Memorandum.co.id - KPU Jember telah menuntaskan rapat pleno terbuka lengundian nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jember di mana Calon Bupati Petahana dan Wakil Bupati Jember pilih nomor urut 1. Rapat Pleno tersebut dibuka langsung oleh Ketua KPU Jember Muhammad Sya’in. Dalam sambutannnya, Ketua KPU Jember menyampaikan, rapat pleno pengundian tersebut dilakukan setelah melakukan tahapan penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Jember pada Rabu 23 September 2020. "Setelah kita melakukan penetapan maka dilakukan penetapan nomor urut dengan mekanisme dan tata tertib yang ada,” katanya. Adapun Mekanisme Pengundian nomor urut dimulai dengan penentuan urutan pengambilan nomor urut terlebih dahulu, berdasarkan waktu kedatangan Pasangan calon yang diambil oleh calon Wakil Bupati, yang selanjutnya Pasangan calon yang mendapatkan urutan angka yang terkecil berhak untuk mengambil nomor urut terlebih dahulu dan dilanjutkan oleh pasangan calon yang lainnya. Pengambil pertama oleh Calon Wakil Bupati Ifan Ariadna Wijaya mendapatkan nomor urutan pengambilan ketiga, sedangkan untuk Cawabup Muh Balya Firjaun Barlaman, mengambil urutan pengambilan kedua, begitu Cawabup Dwi Arya Nugraha Oktavianto mendapatkan kesempatan pertama untuk pengambilan nomor urut oleh Bacabup. "Sungguh tidak direncanakan dan tak diduga dalam pengambilan nomor urut pasangan oleh calon bupati masing-masing Paslon mendapatkan nomor urut sesuai dengan urutan pengambilan nomor urut paslon dan meja yang telah disiapkan oleh panitia KPU," ujar Syai'in. Secara berurutan hasil pengundian menghasilkan nomor satu (1) didapat Faida – Dwi Arya Nugraha Oktavianto; nomor dua (2) diperoleh Hendy Siswanto – KH Muhamad Balya Firjaun Barlaman; dan nomor tiga (3) untuk Abdus Salam – Ifan Ariadna Wijaya. Para kandidat memiliki pendapat masing-masing soal nomor urut yang akan dikenakan pada saat kampanye nantinya. "Nomor urut satu yang berarti adalah nomor yang terbaik diberikan untuk kami dan ini menandakan bahwa satu periode lagi pilih nomor satu untuk Jember terbaik," kata Faida. Sementara Paslon nomor urut 2 nomor sambil mengacungkan telunjuk tegak lurus untuk ibu jari mendatar yang identik dengan seruan gerakan 212, menyatakan bermakna sekali kalau disimpulkan telunjuk ke atas Hablumminallah sedangkan ibu jari ke samping Hablumminannas. "Kita akan bangun hubungan masyarakat yang religius dan kemudian ke samping hablumminannas kita makmurkan dan sejahterakan warga Jember," kata Hendy Siswanto. Sedangkan Paslon nomor urut 3 menerangkan, sebenarnya semua nomor itu baik. "Alhamdulillah malam ini sesuai dengan harapan kami, telah mendapatkan nomor urut 3. Nomor urut tiga kami menyikapinya dengan metal, metal artinya kita siap menang total," harapnya. "Tunggu tanggal 9 Desember nanti, menjadi penentu bagi warga Jember untuk memilih calon pemimpinnya, apakah akan kembali memberikan kesempatan kepada petahana untuk melanjutkan programnya yang pro rakyat atau lebih memilih coba-coba dengan menghadirkan calon baru memimpin Jember lima tahun ke depan," sambungnya. Namun demikian, sejarah mencatat calon petahana sulit dikalahkan. Idealnya, proses pergantian pemimpin Kepala Daerah setelah menjabat dua kali untuk menyelesaikan programnya agar tuntas. Semisal, Djalal yang memimpin Jember dua periode, mampu menuntaskan program pembangunannya, yang masih dirasakan warga Jember sampai saat ini adalah tiang listrik yang menancap dari ujung ketemu ujung Jember. Bahkan, JFC pertama kali ada di zamannya kemudian menuntaskan dengan program Bulan Berkunjung ke Jember (BBJ), sampai akhirnya Jember dikenal sebagai kota Fashion. Sejatinya, regulasi aturan pembatasan dua periode agar program dapat dituntaskan, dibatasi lima tahun agar rakyat bisa kembali nenentukan nasibnya manakala pemimpinnya tidak pro terhadap kepentingan rakyat kecil. Melihat treck record petahana yang selama ini programnya lebih pro terhadap kalangan bawah, mulai beasiswa tidak mampu, catering untuk lansia, bantuan untuk difabel, meningkatkan insentif guru ngaji, Kartu tani hingga pasang badan untuk warga Silo agar tidak ada tambang. Petahana juga ingin mewujudkan Asrama haji serta menjadikan Bandara Notohadinegoro sebagai Embarkasi haji. Bagaimanakah hasilnya?(edy)

Sumber: