Terima Rekom Gerindra di Pilkada Sidoarjo, BHS-Taufiq Berkekuatan 18 Kursi

Terima Rekom Gerindra di Pilkada Sidoarjo, BHS-Taufiq Berkekuatan 18 Kursi

Sidoarjo, memorandum.co.id - Bambang Haryo Sukartono (BHS) dan Taufiqulbar dipastikan berkekuatan 18 kursi saat mendaftarkan nama mereka sebagai kandidat pasangan calon bupati/wakil bupati ke KPU Sidoarjo. Kekuatan parpol pengusung itu kian lengkap dengan masuknya Partai Gerindra yang secara resmi mengeluarkan surat rekomendasi untuk pasangan calon tersebut. Dan, Kamis (3/9), surat penugasan pada keduanya itu diserahkan ke pengurus DPC Partai Gerindra Sidoarjo di kantor DPD Jatim. Sebelumnya, pasangan BHS-Taufiqulbar sudah lebih dulu mengantongi rekomendasi dari Partai Golkar yang bermodalkan 4 kursi, PKS yang memiliki 4 kursi, dua kursi dari partai Demokrat dan sebiji kursi dari PPP. Sehingga tanpa kehadiran Gerindra pun pasangan ini sudah memenuhi syarat untuk maju sebagai calon di ajang suksesi kepemimpinan Pemkab Sidoarjo karena KPU mensyaratkan minimal 10 kursi untuk parpol atau gabungan parpol yang mengajukan jagonya dalam pilkada. Menyikapi hal itu, Sekretaris DPC Partai Gerindra Sidoarjo, Sujayadi mengatakan, pihaknya akan segera mengkonsolidasikan kekuatan partai untuk mendukung sepenuhnya pencalonan BHS-Taufiqulbar. “Segera kita akan kumpulkan semuanya, pengurus DPC, PAC, ranting dan sayap Gerindra di Sidoarjo untuk menyatukan visi dan misi yakni memenangkan pasangan calon yang direkom oleh DPP,” sebutnya. Ia menjamin kekuatan parpolnya akan tetap solid meskipun sebelumnya cukup banyk kadernya yang digadang-gadang akan ikut maju dalam kontestasi lima tahunan itu. Di antaranya Hidar Assegaff dan juga Mimik Idayana. “Kita solid. Semuanya sudah sepakat. Dan Bu Mimik dipastikan sudah juga tidak akan meneruskan langkahnya di perhelatan pilkada ini pasca berpulangnya (alm) Nur Ahmad Syaifuddin beberapa waktu lalu meskipun namanya masih disebut-sebut akan bergandengan dengan salah satu kader PKB,” tandasnya. Menurut Jayadi, informasi itu sudah lama didengarnya namun tidak ada komunikasi sama sekali antara pihak DPC Gerindra, PKB dan Mimik sehingga informasi itu hanya dianggapnya sebagai wacana yang menyemarakkan pilkada. (lud/jok/fer)

Sumber: