Pengakuan Bumantik: Tetap Bergerak Tanpa Honor

Pengakuan Bumantik: Tetap Bergerak Tanpa Honor

Demam berdarah dengue (DBD) masih menghantui, bahkan di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, banyak masyarakat yang menghabiskan waktu di rumah. Sebagi bentuk kepedulian, bahkan ada ibu-ibu pemantau jentik (bumantik) yang tetap bergerak meski tanpa menerima honor. "Tetap sosialisi dengan kader-kader bumantik  di rumah masing-masing, di masa kita masih jaga jarak juga harus memastikan rumah kita terbebas sarang nyamuk," ujar Bumantik Kelurahan Wonorejo RW 5 Susanti. Susanti mengatakan, sejak April lalu kegiatan bumantik dinonaktifkan oleh pemerintah kota. Tujuan untuk sama-sama menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. Tetapi kader-kader bumantik di wilayah Susanti tetap melaksanakan tugasnya. Menurut pemaparan Susanti hal ini didasari dari kesadaran masing-masing dari kader bumantik, dan sebagai bentuk pengabdian mereka kepada masyarakat. "Tapi Alhamdulillah kader-kader bumantik kami punya kesadaran sosial yang tinggi. Sehingga tanpa honor pun kami tetap melaksanan sosialisasi dan pemeriksaan berkala juga sebagai bentuk pengabdian masyarakat, namun tetap mematuhi protokol kesehatan," papar Susanti. Susanti menjelaskan bahwa tugas bumantik adalah memeriksa ada atau tidaknya jentik-jentik nyamuk di luar dan dalam rumah warga. Serta menyosialisasikan kiat-kiat mencegah DBD, seperti selalu memeriksa tempat-tempat yang rawan di tempati oleh nyamuk untuk menyebarkan jentik-jentik. “Kegiatan ini dilaksanakan secara berkala seminggu sekali. Dan sebelum pandemi ini kami juga mengadakan road show bumantik dari semua RT secara berkala sebulan sekali,” lanjut Susanti. Selama pandemi ini, lanjut Susanti, belum ada kasus DBD di wilayahnya, jika dibandingkan tahun lalu ada beberapa kasus. Ini merupakan hasil dari kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Sebelum pandemi bumantik mendapatkan honor sekitar Rp 112.000 perbulannya. Namun karena pandemi ini kegiatan dinonaktifkan maka honorpun juga terputus. "Namun itu tak menghambat jiwa sosial kami," imbuh Susanti. Susanti berpesan kepada warga masyarakat dan kader-kader bumantik di daerah wonorejo tetap semangat untuk melaksanakan kegiatan periksa jentik. "Berantas obrak jentik sak sarang nyamuke (Bronjesnya) dan mengsosialisasikan kebiasaan hidup bersih agar kita terhindar dari berbagai macam penyakit," tutup Susanti. (mg1/tyo)

Sumber: