Tikor Kecamatan Intimidasi Awak Media saat Liput Penyaluran BPNT
Gresik, Memorandum.co.id - Investigasi penyaluran bantuan pangan non-tunai (BPNT) di Kabupaten Gresik mendapatkan intimidasi verbal dari oknum Tim koordinasi (Tikor Kecamatan). Saat itu, awak media sedang melihat proses penyaluran BPNT di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme. Ketika awak media sampai di lokasi, seorang staf Kesra Kecamatan Cerme, Nerwanshah yang datang lebih awal langsung mengeluarkan ponsel pribadi miliknya. Pria yang mengenakan seragam Satpol PP tersebut langsung memvideo awak media yang datang lalu mengabsen satu per satu. Tidak cukup di situ, dengan suara keras dan menunjuk dengan tangan kiri, ia bertanya kepada para KPM yang sedang mengantre. Dengan nada tinggi dan tendensius ia melontarkan pertanyaan. "Komoditasnya bagus apa jelek?" tanyanya berulang kali sembari menunjuk KPM. Total empat kali pertanyaan tersebut dilontarkan. Cara komunikasi seperti ini sangat disayangkan dilakukan oleh seorang perwakilan Kecamatan Cerme yang hadir melihat penyaluran BPNT di Dusun Betiring, Desa Banjarsari, Cerme, Rabu (19/8/2020). Penyaluran pagi itu dilakukan di e-warong kepunyaan Fida Ihsan. Perempuan yang memiliki toko kelontong dan depo isi ulang air minum tersebut diketahui menaungi 235 KPM di wilayah Banjarsari. Belum di desa lainnya. Di teras rumah Fida, tampak ibu-ibu mengantre sejak pagi untuk mengambil haknya. Paketan untuk bulan Agustus ini KPM menerima 15 kilo beras, 10 butir telur, 1/4 kilo kacang hijau, 1/2 kilo kentang dan tiga buah nanas berukuran sedang. Agen Fida ini cukup terbuka, ia juga memampang banner resmi sebagai penyalur BPNT. Tidak hanya itu, ia juga menempel pemberitahuan harga komoditi yang dibagikan kepada masyarakat. Harga seluruh komoditas tersebut jika ditotal sesuai dengan nominal yang diterima masyarakat sebesar Rp. 200 ribu. Namun saat ditanya terkait sembako dalam bentuk paketan. Ia tidak tahu menahu. Dari penuturannya, ia setiap bulan hanya menerima drop-dropan paket sembako dari suplier atas nama Ashadi. Tanpa perlu memesan. Ia hanya bertugas untuk menyalurkan kepada masyarakat penerima dan mendapat dari transaksi tersebut. "Tidak pernah pesan barang. Langsung didrop sama suplier, paketan sejumlah KPM yang ada, kadang dilebihi. Biasanya sehari sebelum penyaluran," bebernya. Fida mengaku tidak pernah bertemu dengan suplier Ashadi. Dari temuan ini, pemaketan sembako sudah dilakukan di tingkat suplier. Gayung bersambut, rombongan Kepala Dinas Sosial Gresik Sentot Supriyohadi, Koordinator Daerah (Korda) BPNT Gresik Suwanto, Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial Sulyono beserta beberapa orang ikut serta melakukan pengawasan di agen Fida tersebut. Mereka tiba sekitar jam 10.00 wib. Pada jam tersebut, aktivitas transaksi sudah sepi dan hampir tidak ada. Hanya ada KPM Ningsih yang bisa ditemui oleh para rombongan. Dalam kesempatan tersebut Sentot belum bisa memastikan kapan penyaluran BPNT bisa sesuai Pedum. Menurutnya, masih perlu evaluasi lagi. "Masih berproses sesuai pedum, agen yang ada saat ini kurang dan perlu dievaluasi," ujarnya. Diketahui, di Gresik ada 227 agen. Jumlah tersebut harus memenuhi sembako dari 92.529 KPM.(and/har)
Sumber: