Uji Coba Buka Sekolah, Khofifah Dicurhati Siswa

Uji Coba Buka Sekolah, Khofifah Dicurhati Siswa

Probolinggo, Memorandum.co.id - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menerima curhatan dan masukan dari siswa-siswi kejuruan dalam uji coba Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas di SMK Negeri 2 Kota Probolinggo, Selasa (18/8/2020). Para siswa menyampaikan bahwa selama pandemi dan belajar daring sangat merasakan kesulitan dan mengalami keterbatasan. Terutama karena lebih banyak mata pelajaran yang membutuhkan praktik di laboratorium. "Selama daring kami hanya bisa belajar teori yang seharusnya dalam pembelajaran juga diterapkan praktik laboratorium. Sekolah jurusannya teknik, kalau sekolah daring cuma mendapatkan materi, praktiknya susah, padahal harusnya diperbanyak praktiknya," kata Adam Nur Fadli, siswa kelas XII SMKN 2 Kota Probolinggo. Karena itu, saat ada uji coba belajar tatap muka untuk mendapatkan giliran masuk sekolah, sehingga menyambutnya dengan gembira dan antusias. "Lebih baik langsung praktik, kalau hanya materi kita susah untuk paham karena tidak mempraktikkan," tandas Anam, diamini siswa lainnya. Mendapat curhatan tersebut, Gubernur Khofifah mengatakan, pembelajaran secara tatap muka yang digelar kali ini memang cukup terbatas. Untuk daerah dengan zona oranye, satu kelas hanya diisi dengan sembilan orang saja. Uji coba sekolah tatap muka secara bertahap serentak dilakukan mulai hari ini. Yakni, jenjang SMA, SMK dan SLB di kawasan zona oranye dan zona kuning risiko penularan Covid-19 melakukan uji coba sekolah tatap muka dengan siswa hanya 25 persen dan 50 persen saja dari kondisi normal. "Kelas untuk pembelajaran siswa juga diset dengan menjaga jarak minimal satu meter. Sehingga kalaupun ada interaksi antar siswa mereka tetap dalam kondisi dan jarak yang aman serta terjaga,"ucap Khafifah. Untuk siswa SMK, kata Khafifah, mereka juga diperkenankan untuk melakukan praktik di laboratorium seperti secara khusus meninjau pembelajaran di laboratorium kelistrikan di SMKN 2 Kota Probolinggo. Bahkan, memuji sistem yang diterapkan di SMKN 2 Kota Probolinggo, saat pandemi para guru tetap melakukan inovasi dengan mengajarkan siswa membuat instalasi untuk smart building. "Hari ini serentak dimulai untuk uji coba sistem pembelajaran tatap muka jenjang SMA, SMK dan SLB yang menjadi kewenangan Pemprov Jatim, secara bertahap. Biasanya sekelas menampung 36 siswa sekarang maksimal hanya 9 siswa. Siswa yang sama, dalam dua pekan uji coba ini hanya akan masuk sebanyak dua kali. Karena sekarang masuk, sesi nanti ganti lagi siswanya, besok ganti lagi siswa yang lain,"sebut Gubernur. Meski demikian, lanjut Gubernur, Siswa SMA/ SMK dianggap sudah bisa bertanggung jawab pada diri mereka sendiri dalam menerapkan protokol kesehatan, dan melindungi orang lain. Bahkan, setiap sekolah sebelum masuk kelas disediakan check poin kesehatan. Mereka diperkenankan masuk kelas hanya jika sehat, menggunakan masker dan face shield dan juga mencuci tangan dengan sabun. Begitu juga, kelas untuk pembelajaran siswa juga diset dengan menjaga jarak, minimal satu meter. Sehingga kalaupun ada interaksi antar siswa mereka tetap dalam kondisi dan jarak yang aman serta terjaga. "Sekolah yang buka untuk uji coba harus atas persetujuan wali kota atau bupatinya. Untuk memastikan bahwa daerah ini diseyogyakan belajar tatap muka secara langsung dan bertahap,"jelas Khafifah. Lebih jauh, Khafifah mengatakan, uji coba ini, akan dilakukan dalam waktu dua pekan hingga akhir Agustus 2020 mendatang. Setelah itu Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur akan melakukan evaluasi. "Uji coba ini sifatnya fleksibel menyesuaikan kondisi risiko penularan di daerah yang bersangkutan. Kami akan mencari format yang terbaik bagaimana sistem pembelajaran bisa dilakukan dengan baik, namun para siswa tetap dalam kondisi yang aman dari penularan covid-19," tuturnya. Usai di SMK Negeri 2, rombongan Gubernur Khafifah menuju SMA Negeri 2 Kota Probolinggo. Didampingi Wali Kota Hadi Zainal Abidin, Dandim 0820 Probolinggo, Letkol Inf. Imam Wibowo, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Ambariyadi Wijaya, Wawali HM Soufis Subri, dan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Wahid Wahyudi.(mhd/yud)

Sumber: