Dirut PDAM Siap Diusung dalam Pilkada Surabaya
Surabaya, memorandum.co.id - Suhu politik di Surabaya mulai memanas jelang pemilihan wali kota Desember nanti. Calon-calon pun bermunculan untuk menantang partai petahana PDI-P yang saat ini sudah mendudukkan kadernya Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode. Kokohnya PDI-P ini sekarang mendapatkan penantang serius dari koalisi 8 partai yang mengusung Machfud Arifin sebagai calon wali kota. Delapan partai tersebut sebagai mana diketahui adalah PKB, Gerindra, PAN, PPP, Demokrat, NasDem, Golkar, dan PKS. Yang mengejutkan dalam rangka harlah ke-22 DPC PKB Surabaya dihadiri Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Mujiaman Sukirno. Kehadiran Mujiaman di sana tentunya menuai pro dan kontra. Karena dia saat ini tercatat sebagai direktur di salah satu BUMD Surabaya, PDAM Surya Sembada. Sehingga netralitasnya pada tahun politik kali ini dipertanyakan. Apalagi di sana Mujiaman hadir bukan sebagai tamu biasa saja. Dia sempat memberikan sambutan dan secara terus terang mendukung Machfud Arifin sebagai Wali Kota Surabaya pada periode 2021-2025 mendatang. Selain itu Mujiaman juga saat ini didorong untuk menjadi kandidat sebagai calon wakil wali kota untuk mendampingi Machfud Arifin. Partai yang mendorongnya adalah PKB sementara ini. Mujiaman menyampaikan kehadirannya sebagai tamu undangan. "Saya diundang kalau tidak datang jadi sombong dan sepanjang hidup saya jadi masalah. Jadi saya datang ke sini menunjukan saya tidak sombong," ujarnya. Soal sambutannya yang secara terang menyatakan dukungan terhadap Machfud Arifin, Mujiaman menyampaikan karena memang harus melakukan hal tersebut. "Di tempat seperti ini harus melakukan seperti itu, di sini kalau mendukung yang lain nanti ya repot masalah. Itu etika saja," tuturnya. Ditanya apakah siap berseberangan dengan Wali Kota Risma, Mujiaman menyampaikan orang tidak bisa selalu berjalan secara ideal. "Ketika kita ditempatkan di suatu tempat kita harus melakukan sesuatu yang sewajarnya," tegasnya soal dukungan kepada Machfud Arifin. Lantas apakah tak khawatir ditegur Wali Kota Risma? Soal ini Mujiaman menanggapi secara santai. "Ditegur ya saya minta maaf. Beliau pasti tahu juga," lanjut dia. Disinggung soal namanya yang muncul sebagai salah satu kandidat calon wakil wali kota pendamping Machfud Arifin, Mujiaman menyerahkan pada partai pengusung. "Jadi finalnya tergantung pada pak Machfud Arifin. Saya yang pertama sekarang sebagai Dirut PDAM tidak punya kapasitas untuk mengajukan diri. Semua itu tergantung dari pak Machfud Arifin dan berikutnya dari partai pendukung," imbuh dia. Lanjutnya, tidak etis mendesak-desak karena wali kota dan wakil wali kota itu harus berkerja sama dan punya chemistry yang baik. "Itu hak mutlak dari beliau. Kalau digandeng intinya saya sebagai profesional belum punya pengalaman di partai politik, tapi saya tidak tahu juga garis tangan saya seperti apa? Saya mengikuti petunjuk dari Allah dengan saya berkerja keras, sehingga di manapun di tempatkan. Itu kodrat saya," ungkapnya. Lebih jauh, Mujiaman mengaku, hak dan kewajiban saat ini adalah melayani di bidang air. Selebihnya tergantung dari masyarakat. Tergantung partai yang bersangkutan yang kompeten dengan Machfud Arifin. "Kalau dipilih berarti ada kasih sayang dari beliau ya tentu konsekuensinya harus mundur. Saya belum bicara soal politik. Saya harus taat pada bu Risma sepanjang jadi dirut belum boleh datang di kegiatan politik. Menghadiri ulang tahun ini, kegiatan sosial yang masih dalam batas kewajaran," tandasnya. Ketua DPC PKB Surabaya Musyafak Rouf mengatakan, kalau Mujiaman sepertinya serius menjadi kontestan cawawali Surabaya. "Beliau sekarang sudah berani terbuka disebut cawawali, meskipun sekarang masih menjabat Dirut PDAM Surya Sembada. Itu kan berarti nawaitunya serius," ujarnya. Menurut Musyafak, PKB secara resmi tidak mengusulkan figur cawawali untuk MA. "Tapi dengan mengundang pak Mujiaman ini kan seperti signal. Kita ga bisa mengusulkan cawawali. Nunggu pak Machfud cocok dulu baru kita usung berpasangan nanti," pungkasnya.(why/tyo)
Sumber: